Android gerogoti pasar BlackBerry di Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - BlackBerry sempat bertengger kokoh sebagai pasar ponsel nomor satu di Indonesia pada kuartal kedua tahun lalu. Namun, perkembangan pasar smartphone tersebut perlahan mulai tergerus kehadiran ponsel berbasis Android.
Data dari StatCounter, sebuah situs web yang memperkirakan trafik web mobile, menunjukkan pangsa BlackBerry di Indonesia jatuh dari sekitar 20 persen pada 2011 menjadi sekitar 5 persen tahun lalu.
Dilansir Reuters, Senin (4/2/12013), munculnya layanan pesan, seperti WhatsApp yang tidak terbatas pada sistem operasi tunggal dan proliferasi dalam perangkat Android murah, dinilai lebih baik dibanding BlackBerry.
Mickey Nayoan, 32, seorang desainer produk di Jakarta, rela bertukar BlackBerry-nya untuk ponsel Samsung sejak enam bulan lalu.
"Saya bertahan tanpa BlackBerry karena ada WhatsApp. Sekarang semakin banyak orang menggunakannya sehingga tidak perlu BBM (blackBerry messaging service) lagi," kata Nayoan.
Sementara lembaga riset IDC (international data corporation) menilai, gangguan pada layanan BlackBerry dan hilangnya persepsi merek akan sulit bagi perusahaan menjual dua produk terbaru BB10, yaitu Z10 dan model keyboard, Q10.
"Ketika datang dengan versi yang lebih murah, mereka (ponsel android) mengambil daya tarik bagi banyak orang Indonesia, yang sangat sadar dengan status," kata Ong Hock Chuan, konsultan komunikasi di Jakarta.
Data dari StatCounter, sebuah situs web yang memperkirakan trafik web mobile, menunjukkan pangsa BlackBerry di Indonesia jatuh dari sekitar 20 persen pada 2011 menjadi sekitar 5 persen tahun lalu.
Dilansir Reuters, Senin (4/2/12013), munculnya layanan pesan, seperti WhatsApp yang tidak terbatas pada sistem operasi tunggal dan proliferasi dalam perangkat Android murah, dinilai lebih baik dibanding BlackBerry.
Mickey Nayoan, 32, seorang desainer produk di Jakarta, rela bertukar BlackBerry-nya untuk ponsel Samsung sejak enam bulan lalu.
"Saya bertahan tanpa BlackBerry karena ada WhatsApp. Sekarang semakin banyak orang menggunakannya sehingga tidak perlu BBM (blackBerry messaging service) lagi," kata Nayoan.
Sementara lembaga riset IDC (international data corporation) menilai, gangguan pada layanan BlackBerry dan hilangnya persepsi merek akan sulit bagi perusahaan menjual dua produk terbaru BB10, yaitu Z10 dan model keyboard, Q10.
"Ketika datang dengan versi yang lebih murah, mereka (ponsel android) mengambil daya tarik bagi banyak orang Indonesia, yang sangat sadar dengan status," kata Ong Hock Chuan, konsultan komunikasi di Jakarta.
(dmd)