Sambut perdagangan bebas, Jatim perkuat SDM
A
A
A
Sindonews.com - Penduduk Jawa Timur (Jatim) siap menyambut era perdagangan bebas. Jumlah penduduk sekitar 37 juta jiwa, Jatim dinilai memiliki potensi besar. Untuk menghadapi perdagangan bebas, penduduk Jatim dituntut memperkuat sumber daya manusia (SDM).
Menurut Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, selain persiapan SDM, juga penguatan produk agar tidak kalah bersaing saat menyambut era perdagangan bebas. "Saat pasar bebas baik produk barang maupun jasa bisa bebas keluar-masuk, maka SDM harus ditambah dengan keahlian yang baik," ujarnya, Rabu (6/2/2013).
Dia mencontohkan, di bidang kedokteran, jika sebelumnya, penyakit jantung hanya bisa ditangani dokter jantung, saat ini untuk Jantung terbagi menjadi beberapa spesialis, seperti adanya dokter jantung spesialis bilik kiri bagian atas.
Menurut Mantan Menteri Percepatan Daerah Tertinggal (PDT) ini, segala kompetensi dan tenaga ahli sudah memiliki kemampuan yang berbeda. Sehingga, SDM masyarakat mau tidak mau dituntut untuk bisa bersaing dengan tenaga ahli dari luar negeri yang akan masuk ke Indonesia.
Sementara, pemerintah juga harus menciptakan suasana kondusif bagi pemerintahan setempat. Hal itu untuk memicu masuknya investor ke Jawa Timur. Sebab, dengan banyaknya investasi akan mengangkat pertumbuhan ekonomi Jatim. Misalnya, persoalan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang selalu menjadi polemik setiap tahun.
"Selama sistemnya tidak diperbaiki, maka setiap tahun pasti muncul masalah, karena buruh dan pengusaha mempunyai ukuran sendiri dalam menentukan besaran UMK," katanya.
Konkritnhya, lanjut Saifullah, untuk peningkatan SDM, masyarakat harus mengasah kemampuan di Balai Latihan Kerja (BLK) yang menjadi pusat uji kompetensi mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan koordinasi dan sosialisasi agar pelayanan yang diberikan ke masyarakat bisa berlangsung cepat, tepat dan berkualitas.
Menurut Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, selain persiapan SDM, juga penguatan produk agar tidak kalah bersaing saat menyambut era perdagangan bebas. "Saat pasar bebas baik produk barang maupun jasa bisa bebas keluar-masuk, maka SDM harus ditambah dengan keahlian yang baik," ujarnya, Rabu (6/2/2013).
Dia mencontohkan, di bidang kedokteran, jika sebelumnya, penyakit jantung hanya bisa ditangani dokter jantung, saat ini untuk Jantung terbagi menjadi beberapa spesialis, seperti adanya dokter jantung spesialis bilik kiri bagian atas.
Menurut Mantan Menteri Percepatan Daerah Tertinggal (PDT) ini, segala kompetensi dan tenaga ahli sudah memiliki kemampuan yang berbeda. Sehingga, SDM masyarakat mau tidak mau dituntut untuk bisa bersaing dengan tenaga ahli dari luar negeri yang akan masuk ke Indonesia.
Sementara, pemerintah juga harus menciptakan suasana kondusif bagi pemerintahan setempat. Hal itu untuk memicu masuknya investor ke Jawa Timur. Sebab, dengan banyaknya investasi akan mengangkat pertumbuhan ekonomi Jatim. Misalnya, persoalan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang selalu menjadi polemik setiap tahun.
"Selama sistemnya tidak diperbaiki, maka setiap tahun pasti muncul masalah, karena buruh dan pengusaha mempunyai ukuran sendiri dalam menentukan besaran UMK," katanya.
Konkritnhya, lanjut Saifullah, untuk peningkatan SDM, masyarakat harus mengasah kemampuan di Balai Latihan Kerja (BLK) yang menjadi pusat uji kompetensi mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan koordinasi dan sosialisasi agar pelayanan yang diberikan ke masyarakat bisa berlangsung cepat, tepat dan berkualitas.
(izz)