IHSG dibayangi sentimen negatif
A
A
A
Sindonews.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan ini diprediksi akan dibayangi sentimen negatif dari Bursa Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, kejatuhan Indeks Dow Jones pada perdagangan Kamis waktu setempat sebesar 0,3 persen beserta Bursa Utama Eropa, seperti FTSE sebesar 66,92 poin atau 1,06 persen dan CAC minus 41,85 poin atau 1,15 persen berpeluang menjadi faktor negatif dalam perdagangan Jumat di Bursa Indonesia ditengah masa penantian rilis laporan keuangan emiten 2012.
"Saran saya, gunakan kesempatan jika terjadi kejatuhan sebagai opportunity untuk melakukan aksi beli atas saham berfundamental kuat dengan outlook menjanjikan," kata dia, Sabtu (8/2/2013).
Hari ini, dia memprediksi, IHSG akan bergerak pada level support 4.483, sedangkan resistance pada level 4.525.
Menurut Edwin, kekhawatiran atas persoalan di zona Eropa ditandai kejatuhan euro atas dolar AS (USD) setelah Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bahwa risiko atas outlook perbankan zona Eropa lebih cenderung akan turun dan nilai tukar sangat penting untuk stabilitas harga serta pertumbuhan memicu investor melakukan aksi profit taking menyebabkan Dow Jones turun 42,47 poin atau 0,3 persen diikuti kenaikan The Vix sebesar 0,67 persen ditengah turunnya data Klaim Tunjangan Pengangguran Mingguan.
Sementara Tingkat Produktivitas Pekerja turun 2 persen di kuartal IV, turun ke level terendah hampir dua tahun serta data Kredit Konsumen Desember tumbuh USD14,59 miliar menjadi sinyal positif bagi ekonomi (ekspektasi ekonom tumbuh USD13,4 miliar) plus Top US Retailers melaporkan penjualan cukup kuat di Januari.
Di mana sejauh ini sudah 317 emiten dari 500 emiten yang tergabung dalam S&P 500 telah merilis laporan keuangan emiten 2012 dengan 69 persen emiten tersebut melaporkan earnings lebih tinggi dari perkiraan awal, sementara 66 persen melaporkan pendapatan lebih tinggi dari perkiraan awal, sehingga jika sisa emiten yg melaporkan laporan keuangan setara dengan ekspektasi, maka earnings tumbuh 5 persen dibandingkan laporan keuangan 2011.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, kejatuhan Indeks Dow Jones pada perdagangan Kamis waktu setempat sebesar 0,3 persen beserta Bursa Utama Eropa, seperti FTSE sebesar 66,92 poin atau 1,06 persen dan CAC minus 41,85 poin atau 1,15 persen berpeluang menjadi faktor negatif dalam perdagangan Jumat di Bursa Indonesia ditengah masa penantian rilis laporan keuangan emiten 2012.
"Saran saya, gunakan kesempatan jika terjadi kejatuhan sebagai opportunity untuk melakukan aksi beli atas saham berfundamental kuat dengan outlook menjanjikan," kata dia, Sabtu (8/2/2013).
Hari ini, dia memprediksi, IHSG akan bergerak pada level support 4.483, sedangkan resistance pada level 4.525.
Menurut Edwin, kekhawatiran atas persoalan di zona Eropa ditandai kejatuhan euro atas dolar AS (USD) setelah Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bahwa risiko atas outlook perbankan zona Eropa lebih cenderung akan turun dan nilai tukar sangat penting untuk stabilitas harga serta pertumbuhan memicu investor melakukan aksi profit taking menyebabkan Dow Jones turun 42,47 poin atau 0,3 persen diikuti kenaikan The Vix sebesar 0,67 persen ditengah turunnya data Klaim Tunjangan Pengangguran Mingguan.
Sementara Tingkat Produktivitas Pekerja turun 2 persen di kuartal IV, turun ke level terendah hampir dua tahun serta data Kredit Konsumen Desember tumbuh USD14,59 miliar menjadi sinyal positif bagi ekonomi (ekspektasi ekonom tumbuh USD13,4 miliar) plus Top US Retailers melaporkan penjualan cukup kuat di Januari.
Di mana sejauh ini sudah 317 emiten dari 500 emiten yang tergabung dalam S&P 500 telah merilis laporan keuangan emiten 2012 dengan 69 persen emiten tersebut melaporkan earnings lebih tinggi dari perkiraan awal, sementara 66 persen melaporkan pendapatan lebih tinggi dari perkiraan awal, sehingga jika sisa emiten yg melaporkan laporan keuangan setara dengan ekspektasi, maka earnings tumbuh 5 persen dibandingkan laporan keuangan 2011.
(rna)