Pertamina bingung bayar ganti rugi ke siapa

Senin, 11 Februari 2013 - 19:17 WIB
Pertamina bingung bayar...
Pertamina bingung bayar ganti rugi ke siapa
A A A
Sindonews.com - PT Pertamina UBEB Limau mengaku telah menurunkan tim ke lapangan untuk mengatasi permasalahan ganti rugi lahan sawah dan perkebunan yang terkena tumpahan minyak miliknya di Desa Simpang Tanjung, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muaraenim.

Humas PT Pertamina UBEB Limau, Setyo mengatakan, lambannya pembayaran ganti rugi kepada warga, disebabkan simpang siurnya lokasi tumpahan. "Lokasinya cuma satu, tapi ada dua desa yang mengklaim. Desa Tanjung dan Desa Simpang Tanjung," terang Setyo di ruang kerjanya, Senin (11/2/2013).

Dalam hal ini, kata dia, warga Desa Tanjung mengajukan surat tertanggal 03 Februari 2013 yang ditandatangani oleh Kepala Desa (Kades) Sailindra SL. Sementara Desa Simpang Tanjung ditandatangani oleh Kades, Sudirman HS pada 4 Februari 2013.

Tercatat, di Desa Tanjung ada empat orang korban, sedangkan di Desa Simpang Tanjung ada enam orang dan terakhir ada susulan lagi empat orang. "Kami jadi bingung, mana yang benar. Apalagi nama-nama pemilik lahannya berbeda-beda. Padahal lokasinya sama, satu tempat" tegas Setyo.

Namun, Setyo mengklaim pihaknya telah melakukan langkah-langkah penanggulangan saat kebocoran tersebut terjadi. Mulai dari penyedotan dengan menggunakan vacum truck hingga melakukan pembersihan manual bekerjasama dengan kepala desa. "Kita sudah lakukan pembersihan dan melakukan penanggulangan kebocoran minyak sesuai dengan prosedur," ujarnya.

Menurut Setyo, kebocoran pipa minyak di stasiun pengepul minyak milik PT Pertamina UBEB Limau, dipastikan bukan akibat ilegal tapping. Namun, karena pipa tersebut terkena kayu yang hanyut akibat banjir.

"Pipa tersebut hanya berupa pipa injeksi dan bukan pipa yang dialiri minyak mentah. Jadi, mustahil jika disebabkan ilegal tapping," ungkap Setyo.

Sementara itu, Husainah, salah seorang korban, mengakui sekitar pukul 11.00 WIB, ada mobil PT Pertamina yang datang ke lokasi kejadian dengan ditemani Kepala Desa. "Mereka cuma sekedar melihat saja dari pinggir jalan. Tapi padi, sawit dan sumur kami tidak diperiksa," tukas dia.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1000 seconds (0.1#10.140)