Besok, reli IHSG diperkirakan berakhir
A
A
A
Sindonews.com - Reli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus berlanjut dengan membuat sejarah baru di level 4.601,952. Indeks pada penutupan hari ini ditutup menguat 17,105 poin atau 0,37 persen di 4.588,673.
Analis e-Trading Securities Budi Wibowo pesimis kenaikan indeks masih akan terjadi besok. Hal ini berdasarkan pencapaian indeks pada perdagangan hari ini yang tidak kuat bertahan di level 4.600.
Dalam perdagangan hari ini juga terlihat aksi ambil untung sudah marak terjadi sehingga mendorong terjadinya koreksi hingga penutupan. "Indeks sudah mencapai titik jenuh dan akan mulai akan terjadi koreksi," ujar Budi saat dihubungi, Kamis (14/2/2013).
Dia mengatakan, di perdagangan akhir minggu biasanya rawan terjadi aksi ambil untung. Para investor sudah melihat kenaikan indeks selama sepekan ini sudah terseok-seok, dan dinilai sudah cukup. Untuk itu, dia menilai pergerakan indeks hanya akan berkisar di 4.595-4.596. "Penurunan indeks juga karena sepi sentimen," ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sentimen pendorong yang sepi akan membuat para investor akan mulai beralih dari sektor properti ke pertambangan. Sentimen positif saat ini bisa dibilang tidak terlalu kuat, sehingga tren menurun akan mulai terasa di kuartal dua nanti.
Pola ini disebutnya sama dengan saat tahun 2001 yang kuat di awal tahun, namun mengalami penurunan berikutnya. Indeks diperkirakan baru akan mengalami kenaikan pada bulan Maret nanti. "Penurunan ini akan membuat CPO dan tambang mulai menanjak," jelasnya.
Sementara, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito mengatakan, kenaikan IHSG disebabkan oleh investor asing yang optimis melihat perkembangan ekonomi nasional dan fundamental emiten dalam negeri.
Dia optimistis di masa mendatang akan semakin banyak rekor yang tercipta. "Fundamental ekonomi nasional dan emiten cenderung membaik," ujarnya beberapa waktu lalu.
Pemilu 2014 diyakininya juga tidak akan mengganggu kinerja IHSG. Hal itu didasarkan pada pengalaman 2009. Pada saat itu, IHSG tumbuh hingga 87 persen.
Hal itu menunjukan investor semakin cerdas dalam berinvestasi. Karena tidak terpengaruh oleh pemberitaan negatif mengenai partai politik pada beberapa waktu terakhir.
"Mungkin pertumbuhan pada tahun ini tidak setinggi 2009. Terlihat kalau investasi di pasar modal tidak dipengaruhi oleh pemilu," terangnya.
Analis e-Trading Securities Budi Wibowo pesimis kenaikan indeks masih akan terjadi besok. Hal ini berdasarkan pencapaian indeks pada perdagangan hari ini yang tidak kuat bertahan di level 4.600.
Dalam perdagangan hari ini juga terlihat aksi ambil untung sudah marak terjadi sehingga mendorong terjadinya koreksi hingga penutupan. "Indeks sudah mencapai titik jenuh dan akan mulai akan terjadi koreksi," ujar Budi saat dihubungi, Kamis (14/2/2013).
Dia mengatakan, di perdagangan akhir minggu biasanya rawan terjadi aksi ambil untung. Para investor sudah melihat kenaikan indeks selama sepekan ini sudah terseok-seok, dan dinilai sudah cukup. Untuk itu, dia menilai pergerakan indeks hanya akan berkisar di 4.595-4.596. "Penurunan indeks juga karena sepi sentimen," ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sentimen pendorong yang sepi akan membuat para investor akan mulai beralih dari sektor properti ke pertambangan. Sentimen positif saat ini bisa dibilang tidak terlalu kuat, sehingga tren menurun akan mulai terasa di kuartal dua nanti.
Pola ini disebutnya sama dengan saat tahun 2001 yang kuat di awal tahun, namun mengalami penurunan berikutnya. Indeks diperkirakan baru akan mengalami kenaikan pada bulan Maret nanti. "Penurunan ini akan membuat CPO dan tambang mulai menanjak," jelasnya.
Sementara, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito mengatakan, kenaikan IHSG disebabkan oleh investor asing yang optimis melihat perkembangan ekonomi nasional dan fundamental emiten dalam negeri.
Dia optimistis di masa mendatang akan semakin banyak rekor yang tercipta. "Fundamental ekonomi nasional dan emiten cenderung membaik," ujarnya beberapa waktu lalu.
Pemilu 2014 diyakininya juga tidak akan mengganggu kinerja IHSG. Hal itu didasarkan pada pengalaman 2009. Pada saat itu, IHSG tumbuh hingga 87 persen.
Hal itu menunjukan investor semakin cerdas dalam berinvestasi. Karena tidak terpengaruh oleh pemberitaan negatif mengenai partai politik pada beberapa waktu terakhir.
"Mungkin pertumbuhan pada tahun ini tidak setinggi 2009. Terlihat kalau investasi di pasar modal tidak dipengaruhi oleh pemilu," terangnya.
(gpr)