Energi Dian Kemala bangun FSRU Banten
A
A
A
Sindonews.com - PT Energi Dian Kemala diketahui akan membangun fasilitas terminal gas alam cair terapung (floating storage and regasification unit/FSRU) yang berlokasi di perairan utara Banten.
Rencana tersebut terungkap dalam surat Menteri ESDM, Jero Wacik bernomor 0890/15/MEM.M/2013 kepada Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini, yang salinannya diperoleh di Jakarta, Minggu (17/2/2013).
Sesuai surat perihal Alokasi LNG untuk FSRU tertanggal 5 Februari 2013 itu, tercantum Energi Dian Kemala menjadi salah satu pihak yang mendapat tembusan. Selain Energi Dian Kemala, surat ditembuskan juga kepada Wakil Presiden, Menteri BUMN, Dirut PT Pertamina (Persero), Dirut PT PGN Tbk dan Dirut PT Nusantara Regas. Demikian pula, surat Menteri ESDM lainnya yang bernomor 0889/15/MEM.M/2013 juga mencantumkan Energi Dian Kemala sebagai salah satu tembusannya.
Dalam surat Menteri ESDM bernomor 0890/15/MEM.M/2013 disebutkan, alokasi LNG ditujukan ke empat terminal penerima. Yakni, FSRU Jakarta yang dibangun Nusantara Regas merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero) dan PT PGN Tbk. Lalu, terminal Arun yang dibangun Pertamina, FSRU Jateng yang dibangun Pertamina, dan FSRU Banten oleh Energi Dian Kemala.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Edy Hermantoro saat dihubungi wartawan enggan memberikan penjelasan lebih lanjut. “Mohon maaf kami belum bisa memberikan konfirmasi soal itu,” katanya dalam pesan singkatnya ketika ditanya apakah PT Energi Dian Kemala merupakan operator FSRU Banten di Jakarta, Senin (18/02/2013)
Senada dengannya, Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo juga mengaku, tidak mengetahui atau enggan memberikan penjelasan terkait perusahaan yang akan membangun FSRU Banten. Pada 6 Februari lalu, Edy hanya mengatakan, pembangun FSRU Banten adalah perusahaan swasta.
Begitupun dengan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini. Walaupun membenarkan adanya pembangunan FSRU yang dilakukan oleh beberapa perusahaan swasta, namun ketika ditanya mengenai operator FSRU tersebut, Rudi enggan menjelaskannya lebih lanjut.
“Itu swasta sudah lama minta, dalam negeri, kumpulan perusahaan kecil-kecil membentuk konsorsium,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan surat Menteri ESDM Nomor 0890 itu, keempat terminal akan memperoleh alokasi LNG mulai 2013 hingga 2025. FSRU Jakarta akan memperoleh alokasi LNG sebesar 27 kargo per tahun mulai 2013 hingga 2025.
Selanjutnya, terminal Arun akan memperoleh delapan kargo pada 2015 dan 16 kargo per tahun antara 2016-2025. Alokasi FSRU Jateng adalah 2015 sebesar 8 kargo, 2016-2018 16 kargo per tahun, 2019-2022 22 kargo per tahun, 2023 16 kargo, dan 2024-2025 8 kargo per tahun.
Sedang, FSRU Banten dengan alokasi 2015 6 kargo, 2016-2022 16 kargo per tahun dan 2023 8 kargo. Sementara, berdasarkan surat Menteri ESDM Nomor 0889 perihal Alokasi LNG untuk Keperluan Dalam Negeri yang ditandatangani Jero Wacik pada 5 Februari 2013, sumber pasokan LNG berasal dari Kilang Tangguh, Papua Barat yang sebelumnya diekspor ke Sempra, AS dengan volume 20 kargo per tahun.
Alokasi itu merupakan tambahan dari Sempra sesuai surat Menteri ESDM Nomor 8115/10/MEM.M/2012 tertanggal 23 November 2012 perihal Persetujuan Alokasi Gas Tangguh. Selanjutnya, pasokan gas terminal berasal dari seluruh kelebihan kargo Blok Mahakam.
Lalu, Lapangan Jangkrik dan North East Jangkrik yang dioperasikan ENI Indonesia dengan perincian 2016 14 kargo, 2017-2022 18 kargo per tahun, 2023 7 kargo, dan 2024-2025 4 kargo per tahun. Terakhir dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dikembangkan Chevron Indonesia Company dengan rincian 2017-2019 50 kargo per tahun, 2020-2021 30 kargo per tahun, 2022 16 kargo, dan 2023 10 kargo.
Rencana tersebut terungkap dalam surat Menteri ESDM, Jero Wacik bernomor 0890/15/MEM.M/2013 kepada Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini, yang salinannya diperoleh di Jakarta, Minggu (17/2/2013).
Sesuai surat perihal Alokasi LNG untuk FSRU tertanggal 5 Februari 2013 itu, tercantum Energi Dian Kemala menjadi salah satu pihak yang mendapat tembusan. Selain Energi Dian Kemala, surat ditembuskan juga kepada Wakil Presiden, Menteri BUMN, Dirut PT Pertamina (Persero), Dirut PT PGN Tbk dan Dirut PT Nusantara Regas. Demikian pula, surat Menteri ESDM lainnya yang bernomor 0889/15/MEM.M/2013 juga mencantumkan Energi Dian Kemala sebagai salah satu tembusannya.
Dalam surat Menteri ESDM bernomor 0890/15/MEM.M/2013 disebutkan, alokasi LNG ditujukan ke empat terminal penerima. Yakni, FSRU Jakarta yang dibangun Nusantara Regas merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero) dan PT PGN Tbk. Lalu, terminal Arun yang dibangun Pertamina, FSRU Jateng yang dibangun Pertamina, dan FSRU Banten oleh Energi Dian Kemala.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Edy Hermantoro saat dihubungi wartawan enggan memberikan penjelasan lebih lanjut. “Mohon maaf kami belum bisa memberikan konfirmasi soal itu,” katanya dalam pesan singkatnya ketika ditanya apakah PT Energi Dian Kemala merupakan operator FSRU Banten di Jakarta, Senin (18/02/2013)
Senada dengannya, Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo juga mengaku, tidak mengetahui atau enggan memberikan penjelasan terkait perusahaan yang akan membangun FSRU Banten. Pada 6 Februari lalu, Edy hanya mengatakan, pembangun FSRU Banten adalah perusahaan swasta.
Begitupun dengan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini. Walaupun membenarkan adanya pembangunan FSRU yang dilakukan oleh beberapa perusahaan swasta, namun ketika ditanya mengenai operator FSRU tersebut, Rudi enggan menjelaskannya lebih lanjut.
“Itu swasta sudah lama minta, dalam negeri, kumpulan perusahaan kecil-kecil membentuk konsorsium,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan surat Menteri ESDM Nomor 0890 itu, keempat terminal akan memperoleh alokasi LNG mulai 2013 hingga 2025. FSRU Jakarta akan memperoleh alokasi LNG sebesar 27 kargo per tahun mulai 2013 hingga 2025.
Selanjutnya, terminal Arun akan memperoleh delapan kargo pada 2015 dan 16 kargo per tahun antara 2016-2025. Alokasi FSRU Jateng adalah 2015 sebesar 8 kargo, 2016-2018 16 kargo per tahun, 2019-2022 22 kargo per tahun, 2023 16 kargo, dan 2024-2025 8 kargo per tahun.
Sedang, FSRU Banten dengan alokasi 2015 6 kargo, 2016-2022 16 kargo per tahun dan 2023 8 kargo. Sementara, berdasarkan surat Menteri ESDM Nomor 0889 perihal Alokasi LNG untuk Keperluan Dalam Negeri yang ditandatangani Jero Wacik pada 5 Februari 2013, sumber pasokan LNG berasal dari Kilang Tangguh, Papua Barat yang sebelumnya diekspor ke Sempra, AS dengan volume 20 kargo per tahun.
Alokasi itu merupakan tambahan dari Sempra sesuai surat Menteri ESDM Nomor 8115/10/MEM.M/2012 tertanggal 23 November 2012 perihal Persetujuan Alokasi Gas Tangguh. Selanjutnya, pasokan gas terminal berasal dari seluruh kelebihan kargo Blok Mahakam.
Lalu, Lapangan Jangkrik dan North East Jangkrik yang dioperasikan ENI Indonesia dengan perincian 2016 14 kargo, 2017-2022 18 kargo per tahun, 2023 7 kargo, dan 2024-2025 4 kargo per tahun. Terakhir dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dikembangkan Chevron Indonesia Company dengan rincian 2017-2019 50 kargo per tahun, 2020-2021 30 kargo per tahun, 2022 16 kargo, dan 2023 10 kargo.
(rna)