Hollande dorong investor Prancis masuk Yunani
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Prancis Francois Hollande menyerukan pengusahanya berinvestasi di Yunani. Dia ingin membantu pertumbuhan dalam kunjungan pertamanya sebagai pemimpin Prancis ke Athena, sejak krisis utang membelit lebih dari tiga tahun.
Hollande, seorang Sosialis yang memenangkan pemilu Mei lalu, menekankan pertumbuhan selama penghematan, mengulangi komitmennya menjaga Yunani di kawasan 17 negara anggota euro. Dia juga mendorong Perdana Menteri Yunani, Antonis Samaras untuk maju melakukan perubahan ekonomi bagi bangsanya.
Kunjungan Hollands kontras dengan kedatangan Kanselir Jerman Angela Merkel, pada Oktober lalu. Kehadirannya diwarnai protes atas penghematan sebagai imbalan dana talangan Eropa. Diketahui dua ekonomi terbesar, Jerman dan Prancis merupakan kontributor penyelamat Yunani sejak April 2010.
"Kami di sini untuk menunjukkan solidaritas, dukungan, di atas semua kepercayaan diri kami. Keyakinan sangat dibutuhkan Yunani," kata Hollande, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (19/2/2013).
Ekonomi Yunani, yang telah kehilangan seperlima dari output sejak 2008, terbelenggau resesi hingga memasuki tahun keenam. Resesi telah memotong jumlah pensiun, upah dan kenaikan pajak untuk mencegah keruntuhan keuangan.
"Ini adalah katalis. Sekarang banyak orang percaya, bahwa Yunani akan tetap di euro sehingga orang membawa kembali uang mereka dari kasur, dari luar negeri ke rekening bank mereka," ujar Menteri Keuangan Yunani, Yannis Stournaras.
Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan Yunani akan mencapai 0,6 persen pada 2014, setelah kontraksi 4,2 persen tahun ini.
Hollande, seorang Sosialis yang memenangkan pemilu Mei lalu, menekankan pertumbuhan selama penghematan, mengulangi komitmennya menjaga Yunani di kawasan 17 negara anggota euro. Dia juga mendorong Perdana Menteri Yunani, Antonis Samaras untuk maju melakukan perubahan ekonomi bagi bangsanya.
Kunjungan Hollands kontras dengan kedatangan Kanselir Jerman Angela Merkel, pada Oktober lalu. Kehadirannya diwarnai protes atas penghematan sebagai imbalan dana talangan Eropa. Diketahui dua ekonomi terbesar, Jerman dan Prancis merupakan kontributor penyelamat Yunani sejak April 2010.
"Kami di sini untuk menunjukkan solidaritas, dukungan, di atas semua kepercayaan diri kami. Keyakinan sangat dibutuhkan Yunani," kata Hollande, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (19/2/2013).
Ekonomi Yunani, yang telah kehilangan seperlima dari output sejak 2008, terbelenggau resesi hingga memasuki tahun keenam. Resesi telah memotong jumlah pensiun, upah dan kenaikan pajak untuk mencegah keruntuhan keuangan.
"Ini adalah katalis. Sekarang banyak orang percaya, bahwa Yunani akan tetap di euro sehingga orang membawa kembali uang mereka dari kasur, dari luar negeri ke rekening bank mereka," ujar Menteri Keuangan Yunani, Yannis Stournaras.
Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan Yunani akan mencapai 0,6 persen pada 2014, setelah kontraksi 4,2 persen tahun ini.
(dmd)