Kualitas SDM rendah dongkrak angka pengangguran
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi sektor ketenagakerjaan saat ini, yaitu masih terbatasnya kesempatan kerja dan rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kondisi ini menyebabkan kenaikan jumlah penganggur terbuka.
Hal itu disampaikan oleh Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Kemenakertrans RI Reyna Usman saat membacakan sambutan Menakertrans Muhaimin Iskandar di acara UI Career & Scholarship Expo XV 2013.
"Permasalahan ketenagakerjaan lain yang perlu mendapat perhatian kita adalah globalisasi arus barang dan jasa. Permasalahan ini sangat terkait dengan ketenagakerjaan," katanya di Balairung UI, Depok, Kamis (21/2/2013).
Reyna menambahkan, sistem perdagangan bebas baik dalam kerangka WTO, APEC, maupun AFTA, mempengaruhi perpindahan manusia untuk bekerja dari suatu negara ke negara lain. Hal itu telah menjadi satu modal perdagangan jasa yang harus ditaati oleh setiap negara anggota.
"Suatu negara tidak dapat begitu saja menolak masuknya tenaga kerja asing apabila telah masuk dalam aturan perdagangan dunia, yang telah disepakati secara bilateral maupun multilateral," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, lanjutnya, peningkatan daya saing khususnya tenaga kerja Indonesia menjadi penting dan mendesak. Kualitas SDM perlu ditingkatkan menjadi tenaga kerja yang profesional dan memenuhi standar kompetensi baik nasional ataupun internasional. "Permasalahan itu merupakan tantangan, perlu kebijakan pembangunan menyeluruh," tutupnya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mendata, Agustus 2012 yaitu sebanyak 7,24 juta atau 6,14 persen dari jumlah angkatan kerja. Angkatan kerja yang bekerja kurang dari 35 jam sebesar 34,29 juta atau 30,95 persen dari angkatan yang bekerja.
Hal itu disampaikan oleh Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Kemenakertrans RI Reyna Usman saat membacakan sambutan Menakertrans Muhaimin Iskandar di acara UI Career & Scholarship Expo XV 2013.
"Permasalahan ketenagakerjaan lain yang perlu mendapat perhatian kita adalah globalisasi arus barang dan jasa. Permasalahan ini sangat terkait dengan ketenagakerjaan," katanya di Balairung UI, Depok, Kamis (21/2/2013).
Reyna menambahkan, sistem perdagangan bebas baik dalam kerangka WTO, APEC, maupun AFTA, mempengaruhi perpindahan manusia untuk bekerja dari suatu negara ke negara lain. Hal itu telah menjadi satu modal perdagangan jasa yang harus ditaati oleh setiap negara anggota.
"Suatu negara tidak dapat begitu saja menolak masuknya tenaga kerja asing apabila telah masuk dalam aturan perdagangan dunia, yang telah disepakati secara bilateral maupun multilateral," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, lanjutnya, peningkatan daya saing khususnya tenaga kerja Indonesia menjadi penting dan mendesak. Kualitas SDM perlu ditingkatkan menjadi tenaga kerja yang profesional dan memenuhi standar kompetensi baik nasional ataupun internasional. "Permasalahan itu merupakan tantangan, perlu kebijakan pembangunan menyeluruh," tutupnya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mendata, Agustus 2012 yaitu sebanyak 7,24 juta atau 6,14 persen dari jumlah angkatan kerja. Angkatan kerja yang bekerja kurang dari 35 jam sebesar 34,29 juta atau 30,95 persen dari angkatan yang bekerja.
(gpr)