Ekonom: Gas bumi jangan dijadikan komoditi ekspor
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan, gas merupakan aset strategis nasional. Karena itu untuk meningkatkan daya saing industri, gas tidak seharusnya dijadikan sebagai komoditas, melainkan sebagai energi untuk menggerakkan industri dalam negeri.
"Tahun lalu, kita membayar subsidi energi lebih dari Rp306 triliun. Sementara kontribusi migas untuk APBN hanya Rp277 triliun. Jadi, hasil ekspor migas yang selama ini kita lakukan saja tidak cukup untuk subsidi. Artinya, menjadikan gas sebagai komoditas itu sangat keliru," ujar Faisal dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Jakarta, Jumat (22/2/2013).
Menurut Faisal, dalam kasus krisis gas di Medan dampaknya sudah terlihat dari kecenderungan deindustrialisasi di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Dalam beberapa tahun terakhir kontribusi industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) Sumut terus menurun.
Karena itu, dia menyarankan, pemerintah harus serius dalam memberikan jaminan pasokan bagi industri gas di Medan. Dengan bertambahnya pasokan gas, berarti industri akan terus bertumbuh dan membuka lapangan kerja lebih besar.
"Sumatera Utara harus mampu bertransformasi dari pertanian ke industri sebagai indikator sebuah kemajuan. Tapi yang terjadi hari ini industrinya justru mengalami banyak masalah. Bahkan 54 persen tenaga kerjanya bekerja di sektor informal, ini menyedihkan," tegas Faisal.
"Tahun lalu, kita membayar subsidi energi lebih dari Rp306 triliun. Sementara kontribusi migas untuk APBN hanya Rp277 triliun. Jadi, hasil ekspor migas yang selama ini kita lakukan saja tidak cukup untuk subsidi. Artinya, menjadikan gas sebagai komoditas itu sangat keliru," ujar Faisal dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Jakarta, Jumat (22/2/2013).
Menurut Faisal, dalam kasus krisis gas di Medan dampaknya sudah terlihat dari kecenderungan deindustrialisasi di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Dalam beberapa tahun terakhir kontribusi industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) Sumut terus menurun.
Karena itu, dia menyarankan, pemerintah harus serius dalam memberikan jaminan pasokan bagi industri gas di Medan. Dengan bertambahnya pasokan gas, berarti industri akan terus bertumbuh dan membuka lapangan kerja lebih besar.
"Sumatera Utara harus mampu bertransformasi dari pertanian ke industri sebagai indikator sebuah kemajuan. Tapi yang terjadi hari ini industrinya justru mengalami banyak masalah. Bahkan 54 persen tenaga kerjanya bekerja di sektor informal, ini menyedihkan," tegas Faisal.
(rna)