Kenaikan LPG 12 kg ancam aksi pengopolosan

Jum'at, 22 Februari 2013 - 15:57 WIB
Kenaikan LPG 12 kg ancam aksi pengopolosan
Kenaikan LPG 12 kg ancam aksi pengopolosan
A A A
Sindonews.com - Kebijakan pemerintah menaikkan LPG 12 kilogram (kg), mulai pekan depan rawan menimbulkan masalah baru. Konsumen yang labil akan mudah beralih ke gas subsidi ukuran 3 kg. Aksi pengoplosan juga membayangi kebijakan ini, termasuk ancaman terjadinya inflasi.

Ekonom Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ahmad Ma’ruf mengatakan, kondisi perekonomian Tanah Air pada 2013 sangat bagus. Kebijakan menaikkan harga merupakan konsekuensi pasar. Namun, hal ini juga cukup dilematis karena akan menimbulkan permasalahan baru.

Salah satunya, kenaikan ini akan menyebabkan daya saing bagi usaha kecil dan menengah (UKM) menjadi menurun. Kenaikan harga LPG akan menimbulkan efek domino, termasuk dalam sisi biaya produksi. Akibatnya, mereka harus menaikkan harga jual produk, atau menahan upah buruh.

"Perilaku bahan bakar ini akan menimbulkan efek domino, dan melemahkan daya saing UKM kita," kata Ma’ruf, Jumat (22/2/2013).

Menurutnya, kenaikan bahan bakar selalu memberikan efek panjang. Dia mengaku, sudah dua kali melakukan penelitian terkait kenaikan LPG. Di samping itu, kenaikan juga rentan menimbukan spekulasi pengoplosan. Bisa saja pembeli mengoplos dari tabung subsidi dan mengisi ke dalam tabung 12 kilogram.

Pertamina, lanjut dia, tidak bisa melakukan monitoring dan pengawasan terhadap distribusi LPG 3 kg. Hampir di setiap warung kecil, dengan mudah bisa menjual dan mendapatkan. Kondisi inilah memudahkan bagi spekulan mengoplos. "Tidak mungkin Pertamina bisa melakukan pengawasan distribusi," tuturnya.

Dampak kenaikan LPG juga akan berpengaruh terhadap nilai inflasi. Kenaikan elpiji menjadi variabel biaya produksi yang tidak rendah. Ini akan membuat harga melambung, dan memberikan kontribusi terhadap inflasi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7134 seconds (0.1#10.140)