Pasar perbatasan RI-RDTL dikuasai pengusaha besar

Senin, 25 Februari 2013 - 18:57 WIB
Pasar perbatasan RI-RDTL dikuasai pengusaha besar
Pasar perbatasan RI-RDTL dikuasai pengusaha besar
A A A
Sindonews.com - Penataan pasar rakyat perbatasan RI-RDTL di desa Napan, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dirintis Dandim 1618 TTU sejak setahun yang lalu masih terlihat amburadul. Keadaan tersebut membuat Letkol Arm Euzebio Hornai Rebelo kecewa.

Pasar perbatasan yang dibuka setiap Jumat dari pukul 09.00 pagi hingga pukul 15.00 WITA khusus untuk masyarakat perbatasan itu ternyata disalahgunakan, sehingga melenceng keluar dari tujuan sebelumnya saat awal dirintis.

"Awal penataannya pasar perbatasan di Napan sudah bagus, namun sejak setahun berjalan warga perbatasan terpinggirkan, malah dikuasai oleh pengusaha besar dari Kefa. Sementara itu pihak desa yang selalu memungut retribusi namun tidak menata pasar itu dengan baik," Keluh Euzebio di Kefamenanu, Senin (25/2/2013).

Ezebio berharap, pemerintah daerah melihat pasar perbatasan itu sebagai salah satu sumber PAD sehingga turut berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengembangkan pasar itu. Pasalnya pasar tersebut sangat menguntungkan warga perbatasan.

"Pasar perbatasan ini kita rintis untuk meminimalisir perdagangan ilegal melalui jalan tikus. Setiap hari Jumat, warga dua negara saling bertransaksi dan jumlahnya mencapai dua ribu orang baik dari Indonesia maupun Timor Leste," tambah Dandim 1618 TTU ini.

Menurut Euzebio, pasar perbatasan ini akan menjadi contoh bagi tiga titik perbatasan lainnya di Oepoli, Haekesak dan Motamasin. "Pasar perbatasan ini sudah diketahui oleh Presiden, jadi dalam waktu dekat akan dikembangan untuk tiga titik lain," terang Euzebio.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5991 seconds (0.1#10.140)