Mendag: Naikan produksi atau jangan makan bawang putih
A
A
A
Sindonews.com - Melonjaknya harga bawang putih hingga menyentuh kisaran Rp30 ribu per kilogram (kg) telah meresahkan masyarakat. Terkait hal ini, Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Wirjawan menjelaskan, lonjakan harga diakibatkan ketergantungan Indonesia pada impor bawang putih.
Ketergantungan pada impor ini membuat Indonesia tak berdaya mengendalikan harga ketika terjadi gangguan pasokan bawang putih dari luar negeri.
Untuk mengatasi ini, Gita mengemukakan dua opsi. Pertama, peningkatan produksi bawang putih lokal dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada impor. Kedua, masyarakat diminta tidak mengonsumsi bawang putih.
"Karena kebanyakan masih impor (pasokan bawang putih), solusinya kita naikan produksi nasional, atau jangan makan bawang putih," kata Gita Wirjawan usai konferensi pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Peningkatan produksi bawang putih di dalam negeri, lanjut dia, membutuhkan pembukaan lahan pertanian baru dan penggunaan teknologi pertanian yang lebih maju. Namun, yang terpenting adalah pembukaan lahan pertanian baru untuk bawang putih terlebih dahulu. "Saya rasa perlu lahan, perlu teknologi. Dan saya rasa paling penting itu lahan terlebih dahulu," ujarnya.
Sebagai informasi, sekitar 80 persen kebutuhan bawang putih nasional masih dipenuhi melalui keran impor. Ketergantungan pada impor ini menyebabkan Indonesia kesulitan melakukan stabilisasi harga bawang putih.
Menurut Menteri Pertanian, Suswono, gangguan pasokan bawang putih dari luar negeri yang menyebabkan harga bawang putih saat ini melonjak hingga Rp30 ribu per kg. "Boleh jadi mungkin (karena) impor karena sementara bawang putih lebih dari 80 persen masih impor. Jadi, nampaknya (harga melonjak) mungkin karena pasokan berkurang untuk bawang putih," terang Suswono, baru-baru ini.
Ketergantungan pada impor ini membuat Indonesia tak berdaya mengendalikan harga ketika terjadi gangguan pasokan bawang putih dari luar negeri.
Untuk mengatasi ini, Gita mengemukakan dua opsi. Pertama, peningkatan produksi bawang putih lokal dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada impor. Kedua, masyarakat diminta tidak mengonsumsi bawang putih.
"Karena kebanyakan masih impor (pasokan bawang putih), solusinya kita naikan produksi nasional, atau jangan makan bawang putih," kata Gita Wirjawan usai konferensi pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Peningkatan produksi bawang putih di dalam negeri, lanjut dia, membutuhkan pembukaan lahan pertanian baru dan penggunaan teknologi pertanian yang lebih maju. Namun, yang terpenting adalah pembukaan lahan pertanian baru untuk bawang putih terlebih dahulu. "Saya rasa perlu lahan, perlu teknologi. Dan saya rasa paling penting itu lahan terlebih dahulu," ujarnya.
Sebagai informasi, sekitar 80 persen kebutuhan bawang putih nasional masih dipenuhi melalui keran impor. Ketergantungan pada impor ini menyebabkan Indonesia kesulitan melakukan stabilisasi harga bawang putih.
Menurut Menteri Pertanian, Suswono, gangguan pasokan bawang putih dari luar negeri yang menyebabkan harga bawang putih saat ini melonjak hingga Rp30 ribu per kg. "Boleh jadi mungkin (karena) impor karena sementara bawang putih lebih dari 80 persen masih impor. Jadi, nampaknya (harga melonjak) mungkin karena pasokan berkurang untuk bawang putih," terang Suswono, baru-baru ini.
(izz)