Kalau harga BBM subsidi naik, inflasi pasti tembus 5%
A
A
A
Sindonews - Institute for Development and Finance (Indef) mengemukakan, inflasi Indonesia tahun ini pasti di atas angka 5 persen apabila pemerintah mengambil kepustusan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
"Kalau (harga BBM subsidi) naik, pasti inflasi di atas 5 persen," tandas Ekonom Indef Ahmad Erani Yustika saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Minggu (3/3/2013).
Ahmad menambahkan, ada dua hal yang perlu diperhatikan secara khusus oleh pemerintah agar inflasi tidak semakin melambung tinggi, yakni kestabilan harga bahan pangan dan harga minyak bumi.
"Ada dua hal yang patut dicermati. Pertama, pastikan harga pangan terkendali. Kedua, pastikan mitigasi harga minyak," ujarnya.
Seperti diketahui, inflasi pada bulan Januari 2013 mencapai 1,03%, dan 0,75% pada bulan Februari. Artinya, perekonomian Indonesia telah mengalami inflasi sebesar 1,78% hanya dalam dua bulan. Padahal, pemerintah menargetkan inflasi 2013 hanya 4,9%. Pada 2012 lalu, inflasi hanya sebesar 4,3%.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2013 lalu defisit sebesar USD171 juta. Defisit tersebut dikontribusikan oleh defisit minyak mentah USD554,7 juta dan hasil minyak USD2,182 miliar.
"Namun, gas sudah mengalami surplus USD1,31 miliar dan non migas juga surplus USD1,2 miliar," kata Suryamin baru-baru ini.
"Kalau (harga BBM subsidi) naik, pasti inflasi di atas 5 persen," tandas Ekonom Indef Ahmad Erani Yustika saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Minggu (3/3/2013).
Ahmad menambahkan, ada dua hal yang perlu diperhatikan secara khusus oleh pemerintah agar inflasi tidak semakin melambung tinggi, yakni kestabilan harga bahan pangan dan harga minyak bumi.
"Ada dua hal yang patut dicermati. Pertama, pastikan harga pangan terkendali. Kedua, pastikan mitigasi harga minyak," ujarnya.
Seperti diketahui, inflasi pada bulan Januari 2013 mencapai 1,03%, dan 0,75% pada bulan Februari. Artinya, perekonomian Indonesia telah mengalami inflasi sebesar 1,78% hanya dalam dua bulan. Padahal, pemerintah menargetkan inflasi 2013 hanya 4,9%. Pada 2012 lalu, inflasi hanya sebesar 4,3%.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2013 lalu defisit sebesar USD171 juta. Defisit tersebut dikontribusikan oleh defisit minyak mentah USD554,7 juta dan hasil minyak USD2,182 miliar.
"Namun, gas sudah mengalami surplus USD1,31 miliar dan non migas juga surplus USD1,2 miliar," kata Suryamin baru-baru ini.
(gpr)