KAI ngeluh tarif KRL Jabodetabek terlalu murah
A
A
A
Sindonews.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengeluhkan tarif tiket Kereta Api Listrik Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (KRL Jabodetabek) masih terlalu murah. Padahal, investasi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan KRL Jabodetabek sangat besar.
"KRL Jakarta, jarak terjauh sampai stasiun Bogor hanya Rp2.000. Kalau yang (KRL) AC Rp9.000. Jadi ini tantangan berat karena uangnya kecil-kecil, sementara investasinya besar," kata Direktur Utama KAI, Ignasius Jonan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/3/2013).
Jonan mengatakan, sudah sepuluh tahun harga tiket KRL ekonomi tidak pernah naik. "Yang ekonomi itu sudah sekitar 10 tahun enggak naik-naik," ucapnya.
Menurut dia, tarif ini perlu segera disesuaikan agar operasional KRL Jabodetabek bisa tetap berjalan dengan baik. Apalagi dalam satu hari, KRL Jabodetabek melayani 550 perjalanan.
Untuk tarif KRL AC Jabodetabek, Jonan mengaku juga sulit untuk mempertahankan tarif tiket di angka Rp.9000 terus. Pasalnya, KAI sama sekali tidak mendapat subsidi untuk operasional KRL jenis AC. Sehingga, harga tiket KRL AC Jabodetabek harus segera dinaikan jika terjadi pembengkakan biaya.
"Yang Rp.9000, tidak ada subsidi dari pemerintah, perawatannya juga dibebankan pada konsumen," ujar dia.
"KRL Jakarta, jarak terjauh sampai stasiun Bogor hanya Rp2.000. Kalau yang (KRL) AC Rp9.000. Jadi ini tantangan berat karena uangnya kecil-kecil, sementara investasinya besar," kata Direktur Utama KAI, Ignasius Jonan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/3/2013).
Jonan mengatakan, sudah sepuluh tahun harga tiket KRL ekonomi tidak pernah naik. "Yang ekonomi itu sudah sekitar 10 tahun enggak naik-naik," ucapnya.
Menurut dia, tarif ini perlu segera disesuaikan agar operasional KRL Jabodetabek bisa tetap berjalan dengan baik. Apalagi dalam satu hari, KRL Jabodetabek melayani 550 perjalanan.
Untuk tarif KRL AC Jabodetabek, Jonan mengaku juga sulit untuk mempertahankan tarif tiket di angka Rp.9000 terus. Pasalnya, KAI sama sekali tidak mendapat subsidi untuk operasional KRL jenis AC. Sehingga, harga tiket KRL AC Jabodetabek harus segera dinaikan jika terjadi pembengkakan biaya.
"Yang Rp.9000, tidak ada subsidi dari pemerintah, perawatannya juga dibebankan pada konsumen," ujar dia.
(izz)