RAY turut lestarikan budaya Keraton Yogyakarta
A
A
A
Sindonews.com - Royal Ambarrukmo Yogyakarta (RAY) Hotel mencoba melestarikan tradisi budaya yang ada di Keraton Yogyakarta. Bersama dengan Paguyuban Jemparingan Mataram Mardiroso, RAY menggelar jemparing (memanah).
Acara ini digelar setiap hari jumat mulai pukul 15.00 WIB-17.00 WIB. Pada acara ini juga dilakukan tradisi Patehan yaitu mempersembahkan makanan dan minuman sembari menyaksikan jemparingan.
Public Relation Manager RAY, Wiwied A Widyastuti mengatakan, dua tradisi ini masih akan terus dipertahankan. Ini menjadi salah satu daya tarik bagi tamu hotel yang menginap. Dua agenda ini dilaksanakan di Pendopo Agung RAY yang merupakan area heritage di komplek hotel.
“Kita akan junjung tinggi tradisi dan budaya, makanya kita terus lestarikan patehan dan jemparingan,” jelas wiwied di Yogyakarta, Senin (11/3/2013).
Patehan merupakan tradisi menyajikan teh ala Keraton Yogyakarta di masa lalu. Tradisi ini dulunya dilakukan oaleh para raja sembari menyaksikan latihan jemparingan pada era Kerajaan Mataram. Patehan ini sendiri diawali dengan kirab menggunakan pakaian khas Jawa membawa makanan dan minuman.
Peserta kirab selanjutnya menawarkan kepada peserta makanan dan minuan yang disajikan dengan tradisi Jawa. Dimana saat menyajikan dilakukan dengan lampah ndodok (berjalan jongkok). Sajian teh yang ditawarkan dengan cita rasa tinggi lengkap dengan beberapa gula alternatif.
Sedangkan Jemparingan, merupaan salah satu tradisi memanah yang pernah ada. Setiap peserta wajib mengenakan pakaian khas Jawa lengkap dengan surjan, blangkon dan keris. Setiap peserta juga menggunakan busur tradisional. “Harapan kita ini bisa meberikan kontribusi bagi pariwisata,” jelasnya.
Acara ini digelar setiap hari jumat mulai pukul 15.00 WIB-17.00 WIB. Pada acara ini juga dilakukan tradisi Patehan yaitu mempersembahkan makanan dan minuman sembari menyaksikan jemparingan.
Public Relation Manager RAY, Wiwied A Widyastuti mengatakan, dua tradisi ini masih akan terus dipertahankan. Ini menjadi salah satu daya tarik bagi tamu hotel yang menginap. Dua agenda ini dilaksanakan di Pendopo Agung RAY yang merupakan area heritage di komplek hotel.
“Kita akan junjung tinggi tradisi dan budaya, makanya kita terus lestarikan patehan dan jemparingan,” jelas wiwied di Yogyakarta, Senin (11/3/2013).
Patehan merupakan tradisi menyajikan teh ala Keraton Yogyakarta di masa lalu. Tradisi ini dulunya dilakukan oaleh para raja sembari menyaksikan latihan jemparingan pada era Kerajaan Mataram. Patehan ini sendiri diawali dengan kirab menggunakan pakaian khas Jawa membawa makanan dan minuman.
Peserta kirab selanjutnya menawarkan kepada peserta makanan dan minuan yang disajikan dengan tradisi Jawa. Dimana saat menyajikan dilakukan dengan lampah ndodok (berjalan jongkok). Sajian teh yang ditawarkan dengan cita rasa tinggi lengkap dengan beberapa gula alternatif.
Sedangkan Jemparingan, merupaan salah satu tradisi memanah yang pernah ada. Setiap peserta wajib mengenakan pakaian khas Jawa lengkap dengan surjan, blangkon dan keris. Setiap peserta juga menggunakan busur tradisional. “Harapan kita ini bisa meberikan kontribusi bagi pariwisata,” jelasnya.
(gpr)