Ekonom: Deflasi akibat penurunan harga pangan wajar
A
A
A
Sindonews.com- Pengamat ekonomi, Aviliani menanggapi positif pernyataan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) yang menyatakan, bahwa pada Maret dan April akan terjadi deflasi yang disebabkan penurunan harga pangan.
"Oh, kalau terjadi (deflasi pada Maret dan April) bagus dong," katanya saat dihubungi Sindonews, di Jakarta, Selasa (12/3/2013).
Menurut Aviliani, terjadinya deflasi yang diakibatkan penurunan harga pangan adalah sesuatu yang wajar. "Sebenarnya, inflasi tinggi yang terjadi itu akibat kenaikan harga pangan. Jadi, normal saja apabila permintaan (bahan pangan) harga-harga bahan pangan akan turun," jelasnya.
Aviliani mengatakan, pemerintah wajib menjaga stok pangan dan mengawasi distributor bahan. Karena, hal tersebut terbukti menjadi sumber utama terjadinya inflasi yang tinggi.
"Ke depan pemerintah harus menjaga stok pangan dan mengawasi serta memantau distributor (bahan pangan), agar permintaan bahan pangan tetap wajar sehingga tidak memicu inflasi (lagi)," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo memproyeksikan, deflasi berpeluang terjadi pada Maret 2013. Pasalnya, laju inflasi pada Maret diproyeksi relatif terkendali dan stabil.
Dia menilai, deflasi akan terjadi sehubungan dengan membaiknya harga sejumlah kebutuhan pokok, seperti harga emas yang mengalami penurunan bulan ini. Deflasi pada Maret juga akan terdorong dengan potensi turunnya harga minyak goreng.
"Saya kira harga akan terjaga di Maret ini, bahkan sebagian besar deflasi sekitar 0,2 persen. Tapi kalau jadi elpiji naik 35 persen bisa mendorong inflasi 0,5 persen karena masyarakat mengapresiasinya," ungkap Sasmito, belum lama ini.
"Oh, kalau terjadi (deflasi pada Maret dan April) bagus dong," katanya saat dihubungi Sindonews, di Jakarta, Selasa (12/3/2013).
Menurut Aviliani, terjadinya deflasi yang diakibatkan penurunan harga pangan adalah sesuatu yang wajar. "Sebenarnya, inflasi tinggi yang terjadi itu akibat kenaikan harga pangan. Jadi, normal saja apabila permintaan (bahan pangan) harga-harga bahan pangan akan turun," jelasnya.
Aviliani mengatakan, pemerintah wajib menjaga stok pangan dan mengawasi distributor bahan. Karena, hal tersebut terbukti menjadi sumber utama terjadinya inflasi yang tinggi.
"Ke depan pemerintah harus menjaga stok pangan dan mengawasi serta memantau distributor (bahan pangan), agar permintaan bahan pangan tetap wajar sehingga tidak memicu inflasi (lagi)," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo memproyeksikan, deflasi berpeluang terjadi pada Maret 2013. Pasalnya, laju inflasi pada Maret diproyeksi relatif terkendali dan stabil.
Dia menilai, deflasi akan terjadi sehubungan dengan membaiknya harga sejumlah kebutuhan pokok, seperti harga emas yang mengalami penurunan bulan ini. Deflasi pada Maret juga akan terdorong dengan potensi turunnya harga minyak goreng.
"Saya kira harga akan terjaga di Maret ini, bahkan sebagian besar deflasi sekitar 0,2 persen. Tapi kalau jadi elpiji naik 35 persen bisa mendorong inflasi 0,5 persen karena masyarakat mengapresiasinya," ungkap Sasmito, belum lama ini.
(izz)