Bank Dunia: Kerusakan ekonomi Palestina permanen
A
A
A
Sindonews.com - Penutupan akses yang dilakukan Israel dan memburuknya situasi fiskal, menyebabkan "kerusakan permanen" daya saing perekonomian Palestina. Hal tersebut disampaikan Bank Dunia menjelang pertemuan donor internasional di Brussels, pada 19 Maret 2013.
"Perhatian mendesak jangka pendek sangat penting untuk mengatasi kekurangan pendanaan. Penting untuk disadari bahwa kelangsungan hidup dari sistem penutupan dan pembatasan akan menciptakan kerusakan permanen pada daya saing ekonomi di wilayah Palestina," kata Bank Dunia, seperti dilansir Global Post, Selasa (12/3/2013).
"Semakin lama situasi ini berlanjut, semakin mahal dan akan memakan waktu lama untuk mengembalikan kapasitas produktif ekonomi Palestina," jelasnya.
Setelah pertumbuhan PDB menguat dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Palestina secara signifikan melambat pada 2012. Hasil penelitian menunjukkan perekonomian Palestina berada dalam bahaya kehilangan kapasitasnya untuk bersaing di pasar global, dengan kemampuan ekspor barang dan jasa sejak akhir 1990-an.
Aspek kunci telah terjadi penurunan baik di sektor pertanian maupun manufaktur dengan pangsa ekspor menurun sekitar 10 persen pada 1996, menjadi sekitar tujuh persen pada 2011.
Sejak pertengahan 1990-an, sektor manufaktur sebagian besar telah mengalami stagnasi. Tingkat pengangguran yang tinggi juga memiliki dampak negatif pada daya saing ekonomi jangka panjang.
"Perhatian mendesak jangka pendek sangat penting untuk mengatasi kekurangan pendanaan. Penting untuk disadari bahwa kelangsungan hidup dari sistem penutupan dan pembatasan akan menciptakan kerusakan permanen pada daya saing ekonomi di wilayah Palestina," kata Bank Dunia, seperti dilansir Global Post, Selasa (12/3/2013).
"Semakin lama situasi ini berlanjut, semakin mahal dan akan memakan waktu lama untuk mengembalikan kapasitas produktif ekonomi Palestina," jelasnya.
Setelah pertumbuhan PDB menguat dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Palestina secara signifikan melambat pada 2012. Hasil penelitian menunjukkan perekonomian Palestina berada dalam bahaya kehilangan kapasitasnya untuk bersaing di pasar global, dengan kemampuan ekspor barang dan jasa sejak akhir 1990-an.
Aspek kunci telah terjadi penurunan baik di sektor pertanian maupun manufaktur dengan pangsa ekspor menurun sekitar 10 persen pada 1996, menjadi sekitar tujuh persen pada 2011.
Sejak pertengahan 1990-an, sektor manufaktur sebagian besar telah mengalami stagnasi. Tingkat pengangguran yang tinggi juga memiliki dampak negatif pada daya saing ekonomi jangka panjang.
(dmd)