SBY-Perbanas bahas financial inclusion
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan, untuk meningkatkan akses terhadap perbankan, seluruh bank yang beroperasi di Indonesia, termasuk bank asing perlu memberikan kontribusi di financial inclusion.
"Memang masing-masing peranannya harus diterjemahkan di dalam. Mereka harus membuat produk-produk yang dapat menjangkau, untuk meningkatkan akses terhadap perbankan," terang Sigit usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kantor Presiden, jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2013).
Menurutnya, hal ini tidak hanya monopoli atau kewajiban yang hanya diberikan kepada bank milik negara saja, tetapi semuanya. "Itu menjadi kewajiban dari bank milik negara, bank milik asing, semuanya," ujarnya.
Sigit mengaku, saat ditemui, SBY juga sependapat dan telah memberikan masukan dan responnya terkait financial inclusion. "Ada respon. Beliau banyak memberikan arahan mengenai financial inclusion. Pada dasarnya beliau sependapat dengan kita jangan menyederhanakan seolah-olah financial inclusion hanya sekedar memberikan kredit murah, untuk mikro, lebih dari itu," ungkapnya.
Persoalan selama ini, lanjut Sigit, financial inclusion sering disederhanakan seolah-olah hanya sebatas memberikan kredit. Padahal, masih ada hubungannya dengan tabungan, asuransi, dan hal-hal lainnya.
Sigit mengungkapkan, berdasarkan data, ada tantangan-tantangan yang harus diselesaikan terkait financial inclusion. "Memang betul ada tantangan-tantangan, seperti itu (data). Pada akhirnya ini harus jadi tantangan yang melibatkan semua pihak. Edukasi itu penting," tandasnya.
"Memang masing-masing peranannya harus diterjemahkan di dalam. Mereka harus membuat produk-produk yang dapat menjangkau, untuk meningkatkan akses terhadap perbankan," terang Sigit usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kantor Presiden, jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2013).
Menurutnya, hal ini tidak hanya monopoli atau kewajiban yang hanya diberikan kepada bank milik negara saja, tetapi semuanya. "Itu menjadi kewajiban dari bank milik negara, bank milik asing, semuanya," ujarnya.
Sigit mengaku, saat ditemui, SBY juga sependapat dan telah memberikan masukan dan responnya terkait financial inclusion. "Ada respon. Beliau banyak memberikan arahan mengenai financial inclusion. Pada dasarnya beliau sependapat dengan kita jangan menyederhanakan seolah-olah financial inclusion hanya sekedar memberikan kredit murah, untuk mikro, lebih dari itu," ungkapnya.
Persoalan selama ini, lanjut Sigit, financial inclusion sering disederhanakan seolah-olah hanya sebatas memberikan kredit. Padahal, masih ada hubungannya dengan tabungan, asuransi, dan hal-hal lainnya.
Sigit mengungkapkan, berdasarkan data, ada tantangan-tantangan yang harus diselesaikan terkait financial inclusion. "Memang betul ada tantangan-tantangan, seperti itu (data). Pada akhirnya ini harus jadi tantangan yang melibatkan semua pihak. Edukasi itu penting," tandasnya.
(gpr)