Harga minyak di perdagangan Asia jatuh
A
A
A
Sindonews - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini jatuh, setelah Badan Energi Internasional (IEA) menurunkan proyeksi permintaan global dan data peningkatan persediaan di AS.
Dilansir Global Post, Kamis (14/3/2013), kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April turun 25 sen menjadi USD92,27 per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April turun 29 sen menjadi USD108,23
IEA kemarin memangkas perkiraan global untuk pertumbuhan permintaan minyak dunia selama dua bulan berturut-turut, mengutip ketidakpastian dari pembicaraan anggaran AS, aktivitas bisnis lesu di China dan pengangguran di Eropa.
Diperkirakan, total permintaan minyak 90,6 juta barel per hari tahun ini, memotong 60.000 barel dari perkiraan pada Februari 2013.
"IEA memangkas perkiraan minyak global 2013, ditambah pesimisme," kata Sanjeev Gupta, yang mengepalai minyak Asia-Pasifik dan praktisi gas Ernst and Young.
Data terbaru dari Departemen Energi AS menunjukkan stok naik 2,6 juta barel dalam pekan terakhir hingga 8 Maret, mengindikasikan melemahnya permintaan ekonomi terbesar di dunia itu.
Dilansir Global Post, Kamis (14/3/2013), kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April turun 25 sen menjadi USD92,27 per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April turun 29 sen menjadi USD108,23
IEA kemarin memangkas perkiraan global untuk pertumbuhan permintaan minyak dunia selama dua bulan berturut-turut, mengutip ketidakpastian dari pembicaraan anggaran AS, aktivitas bisnis lesu di China dan pengangguran di Eropa.
Diperkirakan, total permintaan minyak 90,6 juta barel per hari tahun ini, memotong 60.000 barel dari perkiraan pada Februari 2013.
"IEA memangkas perkiraan minyak global 2013, ditambah pesimisme," kata Sanjeev Gupta, yang mengepalai minyak Asia-Pasifik dan praktisi gas Ernst and Young.
Data terbaru dari Departemen Energi AS menunjukkan stok naik 2,6 juta barel dalam pekan terakhir hingga 8 Maret, mengindikasikan melemahnya permintaan ekonomi terbesar di dunia itu.
(dmd)