KAI sarankan ada alokasi tiket subsidi
A
A
A
Sindonews.com - Sebagai salah satu upaya memastikan subsidi yang diberikan pemerintah lebih tepat sasaran, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyarankan agar ada alokasi khusus untuk tiket kereta api bagi masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah.
Kepala Humas KAI, Mateta Rizalulhaq mengatakan, sebagai instrumen untuk menyaring kelompok masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah dapat digunakan kartu miskin seperti yang diterapkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, sebagai bukti identitas.
"Bagi masyarakat ekonomi bawah bisa saja disubsidi kalau ingin naik kereta jarak jauh. Misalkan dari harga Rp150 ribu, hanya bayar Rp45 ribu. Nah, kekurangannya kami akan tagih ke pemerintah secara otomatis," kata Mateta di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (13/3/2013) malam.
Selain itu, lanjut Mateta, bentuk pengalihan subsidi yang bisa dialihkan adalah dengan memberikan subsidi angkutan barang berupa kendaraan sepeda motor yang kerap membludak jelang hari raya Lebaran setiap tahunnya.
"Selama ini penawaran gerbong angkutan motor dengan harga komersial sama sekali tidak dilirik oleh pengguna motor karena masih dianggap mahal. Jadi, dari public service obligation (PSO) perkeretaapian sebesar Rp704 miliar di tahun ini, kami hanya minta Rp286 miliar. Dan sisanya kami berharap bisa dialihkan untuk subsidi angkutan motor dan sebagainya," kata Mateta.
Dia menegaskan, hal tersebut bukan sekadar meningkatkan volume angkut KAI, melainkan untuk menekan angka kecelakaan yang kerap terjadi saat mudik Lebaran.
Kepala Humas KAI, Mateta Rizalulhaq mengatakan, sebagai instrumen untuk menyaring kelompok masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah dapat digunakan kartu miskin seperti yang diterapkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, sebagai bukti identitas.
"Bagi masyarakat ekonomi bawah bisa saja disubsidi kalau ingin naik kereta jarak jauh. Misalkan dari harga Rp150 ribu, hanya bayar Rp45 ribu. Nah, kekurangannya kami akan tagih ke pemerintah secara otomatis," kata Mateta di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (13/3/2013) malam.
Selain itu, lanjut Mateta, bentuk pengalihan subsidi yang bisa dialihkan adalah dengan memberikan subsidi angkutan barang berupa kendaraan sepeda motor yang kerap membludak jelang hari raya Lebaran setiap tahunnya.
"Selama ini penawaran gerbong angkutan motor dengan harga komersial sama sekali tidak dilirik oleh pengguna motor karena masih dianggap mahal. Jadi, dari public service obligation (PSO) perkeretaapian sebesar Rp704 miliar di tahun ini, kami hanya minta Rp286 miliar. Dan sisanya kami berharap bisa dialihkan untuk subsidi angkutan motor dan sebagainya," kata Mateta.
Dia menegaskan, hal tersebut bukan sekadar meningkatkan volume angkut KAI, melainkan untuk menekan angka kecelakaan yang kerap terjadi saat mudik Lebaran.
(rna)