Bulukumba anggarkan promosi industri Rp127 Juta
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan dan Energi (KP3E) Bulukumba, Sulawesi Selatan menganggarkan biaya promisi perindustrian sebesar Rp127 juta pada 2013. Promosi tersebut untuk skala usaha kecil menengah (UKM) yang masuk binaan, seperti food, perajin kayu, dan lainnya.
Kepala Seksi Pembinaan Usaha Industri KP3E Bulukumba, Muhammad Mansyur mengungkapkan, promosi perindustrian tersebut dilakukan untuk memperlancar pengetahuan para pengusaha menengah kecil dalam mengembangkan bisnisnya ke depan. "Semua produksi hasil karya daerah akan dipromosikan," ucap Mansyur, Sabtu (16/3/2013).
Menurutnya, biaya yang dialokasikan dari APBD Bulukumba untuk pengadaan bahan objek senilai Rp15 juta, rekonstrasi administrasi dokumentasi dan ATK sebesar Rp5,4 juta dan promosi dalam kabupaten maupun di luar kabupaten, hingga luar pulau sekitar Rp107,5 juta.
"Kita promosikan hingga di laur pulau, jadi anggaranya besar. Diantaranya yang dipromosikan seperti cemilan yang dibuat industri rumah tangga, termasuk aksesoris kerang dan miniature pinisi. Kita akan jual keluar daerah," tuturnya.
Dia menjelaskan, untuk memperkenalkan hasil industri daerah, perlu banyak promosi, khususnya untuk pengusaha yang bergerak di bidang industri makanan maupun lainya, harus memperlihatkan tampilan menarik dari kemasan higienis. Termasuk miniatur pinisi yang semakin dipasarkan hingga di luar negeri.
Secara terpisah, Anggota DPRD Bulukumba, Andi Mustamin Patawarip Philips mengemukakan, biaya promosi ciri khas Bulukumba harus lebih besar dari yang ada sekarang jika ingin lebih kenal. Menurutnya, minimnya anggaran akan membuat promosi industri keluar daerah tidak maksimal.
"Kalau mau lebih dikenal sampai keluar daerah, maka anggaranya harus ditambah. Sekarang promosi tidak maksimal karena biaya kurang. Padahal, kalau ini bisa dimaksimalkan, saya kira hasil produksi daerah ini akan lebih dikenal lagi. Apalagi, ada beberapa hasil industri disini tidak dimiliki kabupaten lain," ujar Philips.
Kepala Seksi Pembinaan Usaha Industri KP3E Bulukumba, Muhammad Mansyur mengungkapkan, promosi perindustrian tersebut dilakukan untuk memperlancar pengetahuan para pengusaha menengah kecil dalam mengembangkan bisnisnya ke depan. "Semua produksi hasil karya daerah akan dipromosikan," ucap Mansyur, Sabtu (16/3/2013).
Menurutnya, biaya yang dialokasikan dari APBD Bulukumba untuk pengadaan bahan objek senilai Rp15 juta, rekonstrasi administrasi dokumentasi dan ATK sebesar Rp5,4 juta dan promosi dalam kabupaten maupun di luar kabupaten, hingga luar pulau sekitar Rp107,5 juta.
"Kita promosikan hingga di laur pulau, jadi anggaranya besar. Diantaranya yang dipromosikan seperti cemilan yang dibuat industri rumah tangga, termasuk aksesoris kerang dan miniature pinisi. Kita akan jual keluar daerah," tuturnya.
Dia menjelaskan, untuk memperkenalkan hasil industri daerah, perlu banyak promosi, khususnya untuk pengusaha yang bergerak di bidang industri makanan maupun lainya, harus memperlihatkan tampilan menarik dari kemasan higienis. Termasuk miniatur pinisi yang semakin dipasarkan hingga di luar negeri.
Secara terpisah, Anggota DPRD Bulukumba, Andi Mustamin Patawarip Philips mengemukakan, biaya promosi ciri khas Bulukumba harus lebih besar dari yang ada sekarang jika ingin lebih kenal. Menurutnya, minimnya anggaran akan membuat promosi industri keluar daerah tidak maksimal.
"Kalau mau lebih dikenal sampai keluar daerah, maka anggaranya harus ditambah. Sekarang promosi tidak maksimal karena biaya kurang. Padahal, kalau ini bisa dimaksimalkan, saya kira hasil produksi daerah ini akan lebih dikenal lagi. Apalagi, ada beberapa hasil industri disini tidak dimiliki kabupaten lain," ujar Philips.
(izz)