Bank Dunia: Belanja investasi di Indonesia melambat

Senin, 18 Maret 2013 - 12:22 WIB
Bank Dunia: Belanja...
Bank Dunia: Belanja investasi di Indonesia melambat
A A A
Sindonews.com - Bank Dunia memuji laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kokoh selama 2012, di mana Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 6,2 persen atau sedikit menurun dari 2011, yang mencapai 6,5 persen.

Namun ke depan, menurut Bank Dunia, ada tekanan-tekanan yang cenderung mempengaruhi penurunan prestasi ekonomi pada 2013 itu.

“Sumber-sumber tekanan terhadap ekonomi termasuk perlambatan laju investasi, potensi implikasi perlambatan penjualan riil dan pertumbuhan PDB nominal, tren-tren pada neraca eksternal, berlanjutnya beban subsidi BBM, dan melambatnya penurunan laju pengentasan kemiskinan,” tulis Bank Dunia dalam laporan triwulan yang dirilis hari ini, Senin (18/3/2013).

Menurut Bank Dunia, risiko terbesar terhadap pertumbuhan jangka pendek dapat berasal dari investasi dalam negeri. Belanja investasi telah melambat, terutama di bidang sumber daya padat modal (capital intensive sector).

Selain itu, pertumbuhan investasi tetap (fixed investment) turun ke 7,3 persen pada kuartal akhir tahun 2012, turun dari 12,5 persen pada kuartal kedua, dan impor barang-barang modal telah melemah.

Mengutip data tentang pertambahan nilai dalam perdagangan dari lembaga OECD dan WTO, Bank Dunia mengungkapkan pentingnya masukan (input) impor di dalam ekspor manufaktur Indonesia, dan upaya untuk meningkatkan integrasi Indonesia dalam mata rantai produksi internasional, dan untuk meningkatkan kinerja ekspor dengan memfasilitasi pengembangan jasa yang berkaitan dengan ekspor.

“Investasi juga sangat diperlukan bagi infrastruktur yang menyebabkan hambatan dan biaya logistik yang tinggi. Investasi infrastruktur tetap berada pada kisaran 3 persen hingga 4 persen dari PDB, dibanding sekitar 7 persen yang tercatat sebelum krisis Asia,” tulis laporan tersebut.

Menurut Bank Dunia, tantangan infrastruktur bagi sebagian besar kota-kota di Indonesia sudah cukup parah, dengan lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan, dan laju urbanisasi yang tetap tinggi.

“Peningkatan jumlah, kualitas dan efisiensi investasi infrastruktur dapat membantu membuka manfaat ekonomi dari aglomerasi perkotaan dan mendukung kualitas layanan masyarakat, terutama di kota-kota menengah yang perkembangannya tertinggal dari pusat perkotaan yang lebih kecil dan kota-kota sangat besar (“mega cities”),” tulis laporan tersebut.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8373 seconds (0.1#10.140)