INKA bidik tender pembuatan 40 unit KRL di Filipina
A
A
A
Sindonews.com - PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA akan mengikuti tender pembuatan infrastruktur perkeretaapian oleh operator dari Filipina yaitu Philippine National Railways (PNR), pada tahun ini.
Direktur Utama INKA, R Agus H Purnomo mengatakan, perseroannya turut menggandeng perusahaan pembuatan manufaktur perkeretaapian asal Swedia, Bombardier, untuk mengikuti tender tersebut. Tender ini untuk pengadaan 40 unit kereta rel listrik (KRL) yang akan dioperasikan PNR.
"Kerja sama INKA dan Bombardier sudah terlaksana selama 10 tahun, lokomotifnya standar Eropa yang sudah cukup bagus. Bulan depan, kita akan mempresentasikan dalam tender tersebut," kata Agus dalam media work shop PT INKA di Madiun, Jawa Timur, Sabtu (23/3/2013).
Tahun ini, lanjut dia, perseroan juga akan mengikuti tender pengadaan kereta api di Kenya. Sedangkan, penjajakan kerja sama di Iran juga pernah dilakukan INKA, namun menurutnya penawaran nilai tender dari operator kereta api Iran dinilai terlalu rendah.
Direktur Produksi dan Teknologi INKA, Yunendar Aryo Handoko menjelaskan, biaya produksi untuk tender pengadaan 40 unit KRL yang dilakukan PNR sebesar Rp5 miliar sampai Rp6 miliar per unit kereta. Sedangkan untuk satu set rangkaian terdiri dari tiga kereta.
"Kami bisa memproduksi 40 unit KRL tersebut selama kurun waktu dua hingga tiga tahun. Pesaingnya berasal dari wilayah Asia seperti Korea Selatan, China dan Jepang. Namun berdasarkan pengalaman, Jepang tidak akan masuk kalau nilai kontraknya rendah," ujar dia.
Agus menuturkan, perseroannya pernah menggarap pengadaan 50 unit KRL di Bangladesh pada 2006. Portfolio perusahaan pembuat kereta ini juga pernah bekerja sama dengan operator kereta asal Malaysia untuk pengadaan 16 unit KRL. Sedangkan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero), pihaknya telah mengirimkan 40 unit KRL pada tahun lalu.
Direktur Utama INKA, R Agus H Purnomo mengatakan, perseroannya turut menggandeng perusahaan pembuatan manufaktur perkeretaapian asal Swedia, Bombardier, untuk mengikuti tender tersebut. Tender ini untuk pengadaan 40 unit kereta rel listrik (KRL) yang akan dioperasikan PNR.
"Kerja sama INKA dan Bombardier sudah terlaksana selama 10 tahun, lokomotifnya standar Eropa yang sudah cukup bagus. Bulan depan, kita akan mempresentasikan dalam tender tersebut," kata Agus dalam media work shop PT INKA di Madiun, Jawa Timur, Sabtu (23/3/2013).
Tahun ini, lanjut dia, perseroan juga akan mengikuti tender pengadaan kereta api di Kenya. Sedangkan, penjajakan kerja sama di Iran juga pernah dilakukan INKA, namun menurutnya penawaran nilai tender dari operator kereta api Iran dinilai terlalu rendah.
Direktur Produksi dan Teknologi INKA, Yunendar Aryo Handoko menjelaskan, biaya produksi untuk tender pengadaan 40 unit KRL yang dilakukan PNR sebesar Rp5 miliar sampai Rp6 miliar per unit kereta. Sedangkan untuk satu set rangkaian terdiri dari tiga kereta.
"Kami bisa memproduksi 40 unit KRL tersebut selama kurun waktu dua hingga tiga tahun. Pesaingnya berasal dari wilayah Asia seperti Korea Selatan, China dan Jepang. Namun berdasarkan pengalaman, Jepang tidak akan masuk kalau nilai kontraknya rendah," ujar dia.
Agus menuturkan, perseroannya pernah menggarap pengadaan 50 unit KRL di Bangladesh pada 2006. Portfolio perusahaan pembuat kereta ini juga pernah bekerja sama dengan operator kereta asal Malaysia untuk pengadaan 16 unit KRL. Sedangkan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero), pihaknya telah mengirimkan 40 unit KRL pada tahun lalu.
(izz)