Awali pekan, IHSG diproyeksi menghijau
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat tipis setelah pada akhir pekan lalu sempat dipaksa memerah tanpa balas oleh pelemahan bursa saham Eropa.
Menurut Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, pada perdagangan Senin (29/4/2013) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.962-4.987 dan resistance 4.996-5.015.
Berpola menyerupai inverted hammer mendekati middle bollinger bands (MBB). MACD cenderung turun tipis dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic mulai goyah di area overbought.
"Meski IHSG gagal mendekati target resisten kami (5008) namun, dapat ditutup di atas target support (4.976). Dari pola ini terlihat bahwa masih ada dorongan daya beli namun, mulai tertutupi oleh tekanan daya jual," kata Reza, Senin (29/4/2013).
Meski peluang terkoreksi masih ada, namun menurut Reza, perlu waspadai potensi downreversal. "Apalagi jika bursa saham global mulai berkurang daya kenaikannya," tegasnya.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, laju pembalikan arah bursa saham Eropa pada sesi kedua IHSG tidak memberikan kesempatan bagi IHSG untuk menutup akhir pekan di zona hijau meski di awal sesi sempat menguat.
Laju bursa saham Asia sepanjang sesi perdagangan juga lebih banyak bergerak di zona merah, kecuali HSI, sehingga turut menekan laju IHSG.
Masih adanya kekhawatiran akan terjadinya pembalikan arah di bulan Mei yang memang sudah merupakan siklusnya dan ditambah lagi dengan penerapan kenaikan harga BBM pada awal Mei membuat pelaku pasar “cari aman” masing-masing sehingga aksi jual pun masih terjadi.
"Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 5.005,62 (level tertingginya) di pertengahan sesi I dan menyentuh level 4.978,51 (level terendahnya) di akhir sesi dan berakhir di level 4.978,51. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy," papar Reza.
Bursa saham AS gagal bertahan di zona hijau pasca rilis pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah estimasi; penurunan daya beli konsumsi personal; dan mulai adanya rilis kinerja emiten yang tidak sesuai harapan. Beberapa diantaranya yang mengalami penurunan kinerja antara lain Amazon.com Inc., Starbucks Corp.,
dan Expedia Inc.
Menurut Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, pada perdagangan Senin (29/4/2013) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.962-4.987 dan resistance 4.996-5.015.
Berpola menyerupai inverted hammer mendekati middle bollinger bands (MBB). MACD cenderung turun tipis dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic mulai goyah di area overbought.
"Meski IHSG gagal mendekati target resisten kami (5008) namun, dapat ditutup di atas target support (4.976). Dari pola ini terlihat bahwa masih ada dorongan daya beli namun, mulai tertutupi oleh tekanan daya jual," kata Reza, Senin (29/4/2013).
Meski peluang terkoreksi masih ada, namun menurut Reza, perlu waspadai potensi downreversal. "Apalagi jika bursa saham global mulai berkurang daya kenaikannya," tegasnya.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, laju pembalikan arah bursa saham Eropa pada sesi kedua IHSG tidak memberikan kesempatan bagi IHSG untuk menutup akhir pekan di zona hijau meski di awal sesi sempat menguat.
Laju bursa saham Asia sepanjang sesi perdagangan juga lebih banyak bergerak di zona merah, kecuali HSI, sehingga turut menekan laju IHSG.
Masih adanya kekhawatiran akan terjadinya pembalikan arah di bulan Mei yang memang sudah merupakan siklusnya dan ditambah lagi dengan penerapan kenaikan harga BBM pada awal Mei membuat pelaku pasar “cari aman” masing-masing sehingga aksi jual pun masih terjadi.
"Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 5.005,62 (level tertingginya) di pertengahan sesi I dan menyentuh level 4.978,51 (level terendahnya) di akhir sesi dan berakhir di level 4.978,51. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy," papar Reza.
Bursa saham AS gagal bertahan di zona hijau pasca rilis pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah estimasi; penurunan daya beli konsumsi personal; dan mulai adanya rilis kinerja emiten yang tidak sesuai harapan. Beberapa diantaranya yang mengalami penurunan kinerja antara lain Amazon.com Inc., Starbucks Corp.,
dan Expedia Inc.
(gpr)