Inflasi Maret 2013 tercatat 0,63%
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi Maret 2013 berada di level 0,63 persen atau lebih rendah dari inflasi Februari 2013 yang berada di angka 0,75 persen.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, inflasi tahun kalender berada di level 2,43 persen dan inflasi secara year-on-year (yoy) berada di 5,90 persen. Sementara, secara yoy inflasi inti berada di 4,21 persen dan 0,13 persen untuk Maret.
"Kalau lihat 0,63 masih tinggi, dibandingkan 2009, 2010, 2011, dan 2012 lebih tinggi, ini dominan bahan makanan yang menjadi dampaknya," ujar Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (1/4/2013).
Dari 66 kota, Indeks Harga Konsumen (IHK) di 58 kota tercatat mengalami inflasi. Sementara delapan kota deflasi. Inflasi tertinggi terdapat di Sorong sebesar 1,73 persen, Pangkal Pinang dan Cirebon 1,7 persen. Sementara yang mencatat terendah yakni Pekanbaru 0,04 persen.
Deflasi tertinggi terjadi di Jayapura 2,63 persen dan Tanjung Pinang 0,87 persen. "Maret dan April masa-masa panen, jadi ada komoditi menurun, jadi bisa menderek ke bawah," ujar Suryamin.
Komponen inflasi ini, lanjut Suryamin, terutama disumbang oleh indeks beberapa kelompok pengeluaran, meliputi kelompok bahan makanan sebesar 0,51 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07 persen, perumahan dan bahan bakar sebesar 0,05 persen.
Suryamin mengimbau pemerintah ke depan agar mengontrol bahan makanan. Karena bahan makanan menjadi hal yang menonjol penyebab inflasi.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, inflasi tahun kalender berada di level 2,43 persen dan inflasi secara year-on-year (yoy) berada di 5,90 persen. Sementara, secara yoy inflasi inti berada di 4,21 persen dan 0,13 persen untuk Maret.
"Kalau lihat 0,63 masih tinggi, dibandingkan 2009, 2010, 2011, dan 2012 lebih tinggi, ini dominan bahan makanan yang menjadi dampaknya," ujar Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (1/4/2013).
Dari 66 kota, Indeks Harga Konsumen (IHK) di 58 kota tercatat mengalami inflasi. Sementara delapan kota deflasi. Inflasi tertinggi terdapat di Sorong sebesar 1,73 persen, Pangkal Pinang dan Cirebon 1,7 persen. Sementara yang mencatat terendah yakni Pekanbaru 0,04 persen.
Deflasi tertinggi terjadi di Jayapura 2,63 persen dan Tanjung Pinang 0,87 persen. "Maret dan April masa-masa panen, jadi ada komoditi menurun, jadi bisa menderek ke bawah," ujar Suryamin.
Komponen inflasi ini, lanjut Suryamin, terutama disumbang oleh indeks beberapa kelompok pengeluaran, meliputi kelompok bahan makanan sebesar 0,51 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07 persen, perumahan dan bahan bakar sebesar 0,05 persen.
Suryamin mengimbau pemerintah ke depan agar mengontrol bahan makanan. Karena bahan makanan menjadi hal yang menonjol penyebab inflasi.
(gpr)