Peluang penguatan IHSG tunggu sentimen global

Jum'at, 05 April 2013 - 08:12 WIB
Peluang penguatan IHSG tunggu sentimen global
Peluang penguatan IHSG tunggu sentimen global
A A A
Sindonews.com - Melanjutkan pelemahan cukup tajam yang terjadi sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini menunggu sentimen positif dari pasar global agar pelemahan yang terjadi bisa tertahan.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, memproyeksikan pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan akan berada pada support 4.905-4.912 dan resistance 4.936-4.950.

Berpola menyerupai black marubozu di bawah upper bollinger bands (UBB). MACD stagnan dengan histogram positif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic mulai downreversal. Level yang buruk bagi IHSG, dimana tidak mampu bertahan dalam target support 4.936-4.962.

"Laju pelemahan ini bisa saja berlanjut, namun jika kondisi bursa saham global bergerak rebound, IHSG pun akan tertahan pelemahannya. Diharapkan tidak kembali melewati target support kami berikutnya," tegas dia.

Menilik perdagangan sebelumnya, lajunya IHSG mulai terkonsolidasi dan menjauhi sementara level 5.000. Harapan banyak kalangan pasar pun buyar terhadap pencapaian 5.000 dalam waktu dekat ini.

"Bukannya tidak optimis, namun kami selalu mencoba lebih melihat secara riil lapangan, dimana kenaikan IHSG akan memungkinkan bila memang didukung oleh sentimen positif. Namun, sedikit saja ada sentimen negatif maka akan dimanfaatkan untuk profit taking mengingat posisinya yang selalu overbought," kata Reza.

Apalagi, lanjut dia, setelah bursa saham AS gagal bertahan di zona positif setelah rilis penurunan data MBA Mortgage Applications; ISM Non-Manufacturing PMI dan ADP Employment Change.

Pelemahan dalam intraday perdagangan sempat berkurang dengan sentimen dari Jepang terkait hasil meeting BoJ, namun dengan liburnya HSI, Shanghai, dan TaiEx serta variatifnya pembukaan pasar saham Eropa jelang ECB meeting membuat IHSG melanjutkan pelemahan lebih dalam.

Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.971,07 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.922,61 (level terendahnya) di akhir sesi 2 yang sekaligus menjadi level penutupan. Volume perdagangan dan nilai totaltransaksi naik.

Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.

Pergerakan nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan dengan respon negatif terhadap pernyataan salah satu petinggi The Fed, William Dudley bahwa program pembelian obligasi kemungkinan akan berakhir pada penghujung tahun ini dengan mulai menguranginya secara bertahap.

Pernyataan tersebut membuat nilai tukar USD menguat. Apalagi dari hasil pertemuan BoJ yang mensinyalkan pembelian obligasi lebih besar hingga mencapai 7 triliun yen, lebih tinggi dari sebelumnya senilai 3,8 triliun yen dan hampir semua tenor akan dibeli hingga tenor 40 tahun, sehingga membuat nilai tukar yen melemah dan USD menguat.

Bursa saham Asia variatif cenderung melemah kecuali Jepang yang menguat signifikan setelah hasil meeting BoJ mensinyalkan memperpanjang pembelian obligasi jangka panjang.

Keputusan ini diambil di bawah pimpinan Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda, yang beberapa bulan lalu baru dilantik. Hasil ini mengangkat indeks Nikkei yang ditopang saham-saham emiten yang berbasis pengembang properti dan eksportir.

Di sisi lain, bursa saham China, Hong Kong, dan Taiwan libur. Sementara Sensex turun dalam setelah para fund manager banyak melakukan penjualan saham dengan ekspektasi kinerja emiten akan turun.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6067 seconds (0.1#10.140)