Investasi modal asing kuasai Jepara
A
A
A
Sindonews.com - Investor asing rupanya sangat berminat menanamkan modalnya di Kabupaten Jepara. Selama tiga tahun terakhir, investor asing tersebut sangat mendominasi investasi berbagai sektor usaha yang ada di Bumi Kartini.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan terpadu (BPMPPT) Kabupaten Jepara menunjukkan, investasi yang ditanamkan oleh Penanam Modal Asing (PMA) sangat dominan jika dibanding penanam modal dalam negeri (PMDN).
Tahun 2010, ada 142 unit PMA yang menanamkan modalnya di Jepara dengan nilai investasi sekitar Rp8,2 miliar. Investasi miliaran rupiah tersebut ditanamkan pada sejumlah sektor usaha seperti pertambangan dan energi, industri pengolahan, perdagangan hotel dan resto, jasa-jasa dan pertanian. Sedang pada tahun yang sama, hanya terdapat 9 unit PMDN dengan nilai investasi sekitar Rp142 juta yang bergerak di sektor perdagangan, hotel, restoran dan industri pengolahan.
Sedang pada tahun 2011, tercatat ada 156 unit PMA atau bertambah 14 unit dengan nilai investasi sekitar Rp8,3 miliar yang bergerak di lima sektor usaha seperti tahun sebelumnya. Sedang pada tahun 2012, tercatat ada 164 unit PMA atau meningkat 8 unit dengan lima garapan sektor usaha seperti tahun sebelumnya.
Sektor usaha yang paling diminati PMA yakni pertambangan dan energi. Tahun 2012, investasi untuk sektor tersebut sebesar Rp7,789 miliar. Setelah itu disusul industri pengolahan Rp400,169 juta, perdagangan hotel dan resto sebesar Rp213,498 juta, jasa-jasa sebesarRp 23,054 juta, dan sektor pertanian Rp15,399 juta.
Namun di sisi yang lain, nilai investasi dari PMDN cenderung stagnan. Baik dari sisi nilai investasi maupun wilayah garapan sektor usaha. Sejak tahun 2010-2012, nilai investasi PMDN di Jepara hanya Rp142 juta. Hanya bedanya, pada tahun 2010 dan 2011 ada 9 unit PMDN, maka tahun 2012 jumlahnya bertambah 1 atau jika ditotal menjadi 10 unit.
“Investor dalam negeri cenderung bergerak di sektor perdagangan hotel dan restoran yang pada tahun 2012 nilainya hanya sebesar Rp86,338 juta. Setelah itu disusul sektor industri pengolahan yang pada tahun yang sama besarnya Rp59,188 juta,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan dan Pengendalian pada BPMPPT Kabupaten Jepara, Styanto, Jumat (5/4/2013).
Ditanya soal investasi tahun 2013 ini, menurut Styanto pihaknya belum melakukan rekap data secara detail. Hanya saja, menurutnya kecenderungan yang ada, akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Styanto menambahkan pihaknya memang tidak menarget tahun ini harus mendapatkan investor baru. Meski begitu, BPMPPT tetap berupaya keras untuk menarik investor sebanyak-banyaknya agar mau menanamkan modalnya di Jepara.
“Salah satu caranya dengan mempromosikan Jepara agar investor dalam negeri maupun asing mau masuk. Kita juga menyakinkan investor bahwa suasana investasi di Jepara kondusif,” tandasnya.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan terpadu (BPMPPT) Kabupaten Jepara menunjukkan, investasi yang ditanamkan oleh Penanam Modal Asing (PMA) sangat dominan jika dibanding penanam modal dalam negeri (PMDN).
Tahun 2010, ada 142 unit PMA yang menanamkan modalnya di Jepara dengan nilai investasi sekitar Rp8,2 miliar. Investasi miliaran rupiah tersebut ditanamkan pada sejumlah sektor usaha seperti pertambangan dan energi, industri pengolahan, perdagangan hotel dan resto, jasa-jasa dan pertanian. Sedang pada tahun yang sama, hanya terdapat 9 unit PMDN dengan nilai investasi sekitar Rp142 juta yang bergerak di sektor perdagangan, hotel, restoran dan industri pengolahan.
Sedang pada tahun 2011, tercatat ada 156 unit PMA atau bertambah 14 unit dengan nilai investasi sekitar Rp8,3 miliar yang bergerak di lima sektor usaha seperti tahun sebelumnya. Sedang pada tahun 2012, tercatat ada 164 unit PMA atau meningkat 8 unit dengan lima garapan sektor usaha seperti tahun sebelumnya.
Sektor usaha yang paling diminati PMA yakni pertambangan dan energi. Tahun 2012, investasi untuk sektor tersebut sebesar Rp7,789 miliar. Setelah itu disusul industri pengolahan Rp400,169 juta, perdagangan hotel dan resto sebesar Rp213,498 juta, jasa-jasa sebesarRp 23,054 juta, dan sektor pertanian Rp15,399 juta.
Namun di sisi yang lain, nilai investasi dari PMDN cenderung stagnan. Baik dari sisi nilai investasi maupun wilayah garapan sektor usaha. Sejak tahun 2010-2012, nilai investasi PMDN di Jepara hanya Rp142 juta. Hanya bedanya, pada tahun 2010 dan 2011 ada 9 unit PMDN, maka tahun 2012 jumlahnya bertambah 1 atau jika ditotal menjadi 10 unit.
“Investor dalam negeri cenderung bergerak di sektor perdagangan hotel dan restoran yang pada tahun 2012 nilainya hanya sebesar Rp86,338 juta. Setelah itu disusul sektor industri pengolahan yang pada tahun yang sama besarnya Rp59,188 juta,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan dan Pengendalian pada BPMPPT Kabupaten Jepara, Styanto, Jumat (5/4/2013).
Ditanya soal investasi tahun 2013 ini, menurut Styanto pihaknya belum melakukan rekap data secara detail. Hanya saja, menurutnya kecenderungan yang ada, akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Styanto menambahkan pihaknya memang tidak menarget tahun ini harus mendapatkan investor baru. Meski begitu, BPMPPT tetap berupaya keras untuk menarik investor sebanyak-banyaknya agar mau menanamkan modalnya di Jepara.
“Salah satu caranya dengan mempromosikan Jepara agar investor dalam negeri maupun asing mau masuk. Kita juga menyakinkan investor bahwa suasana investasi di Jepara kondusif,” tandasnya.
(gpr)