Harga BBM di Indonesia urutan ketiga termurah
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Raden Pardede mengungkapkan, bahwa per tanggal 18 Juni lalu, dibandingkan dengan negara-negara produsen minyak lainnya, harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia jauh lebih murah.
"Dengan harga Rp 4.500/liter, Indonesia yang memiliki produksi minyak 982.000 barrel/tahun berada di urutan ketiga termurah setelah Saudi Arabia yang memprokduksi 9.570.000 barrel/tahun menjual BBM Rp1.155, dan Venezuela yang memiliki produksi 2.453.000 barrel/tahun dan menjual BBM dengan harga Rp154/liter," sebut Raden Pardede seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, Jumat (5/4/2013).
Harga BBM Indonesia tersebut jauh lebih murah dibanding Norwegia yang menjual Rp24.727/liter (produksi 1.900.000 barrel/tahun), Inggris yang menjual Rp20.696/liter (produksi 1.099.000 barrel/tahun), Brazil Rp13.866/liter (produksi 2.600.000 barrel/tahun), Kanada Rp12.839/liter (produksi 3.592.000 barrel/tahun), China Rp8.910/liter (produksi 10.730.000 barrel/tahun), dan Iran Rp5.521/liter (produksi 4.231.000 barrel/tahun).
Menurut Raden Pardede, sejak tahun 2006 besaran subsidi BBM telah meningkat pesat dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2012 mencapai Rp212 triliun. Akibatnya, dalam realisasi belanja APBN 2012 dan dalam RAPBN 2013 anggaran untuk subsidi BBM, LPG, & BBN jauh melebihi dibanding anggaran untuk belanja bantuan sosial dan belanja modal.
“Namun kalau harga harus dinaikkan maka rumah tangga miskin harus dapat proteksi atau bantuan sosial sehingga kemiskinan tidak meningkat dan kesenjangan tidak melebar,” tukas Pardede.
"Dengan harga Rp 4.500/liter, Indonesia yang memiliki produksi minyak 982.000 barrel/tahun berada di urutan ketiga termurah setelah Saudi Arabia yang memprokduksi 9.570.000 barrel/tahun menjual BBM Rp1.155, dan Venezuela yang memiliki produksi 2.453.000 barrel/tahun dan menjual BBM dengan harga Rp154/liter," sebut Raden Pardede seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, Jumat (5/4/2013).
Harga BBM Indonesia tersebut jauh lebih murah dibanding Norwegia yang menjual Rp24.727/liter (produksi 1.900.000 barrel/tahun), Inggris yang menjual Rp20.696/liter (produksi 1.099.000 barrel/tahun), Brazil Rp13.866/liter (produksi 2.600.000 barrel/tahun), Kanada Rp12.839/liter (produksi 3.592.000 barrel/tahun), China Rp8.910/liter (produksi 10.730.000 barrel/tahun), dan Iran Rp5.521/liter (produksi 4.231.000 barrel/tahun).
Menurut Raden Pardede, sejak tahun 2006 besaran subsidi BBM telah meningkat pesat dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2012 mencapai Rp212 triliun. Akibatnya, dalam realisasi belanja APBN 2012 dan dalam RAPBN 2013 anggaran untuk subsidi BBM, LPG, & BBN jauh melebihi dibanding anggaran untuk belanja bantuan sosial dan belanja modal.
“Namun kalau harga harus dinaikkan maka rumah tangga miskin harus dapat proteksi atau bantuan sosial sehingga kemiskinan tidak meningkat dan kesenjangan tidak melebar,” tukas Pardede.
(gpr)