Wall Street terpuruk terimbas data pekerjaan AS
A
A
A
Sindonews.com - Saham-saham di bursa Wall Street pada perdagangan Jumat waktu setempat ditutup terpuruk setelah data pekerjaan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan. Ini diperkirakan akan memberi imbas negatif terhadap perekonomian maupun pertumbuhan laba di kuartal pertama tahun ini.
Data pekerjaan menunjukkan pergerakan paling lambat dalam sembilan bulan merupakan fakta terbaru dari laporan ekonomi yang mengecewakan.
Laporan pekerjaan yang dirilis pemerintah menunjukkan hanya 88 ribu pekerja bertambah di bulan Maret atau kurang dari separuh perkiraan ekonom sebanyak 200 ribu. Tingkat pengangguran berkurang menjadi 7,6 persen dari 7,7 persen lantaran pemutusan hubungan kerja.
Disamping itu, sebuah laporan pada Senin lalu menunjukan aktivitas pabrik di Amerika Serikat (AS) pada Maret mencatatkan pertumbuhan paling lambat dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Namun, sejumlah perusahaan yang mulai melaporkan pendapatan kuartalan pekan depan, kemungkinan akan menjadi perhatian lain bagi investor ditengah data ekonomi yang buruk.
"Saya pikir musim laba bisa dibawah perkiraan lagi, mengingat kinerja pasar saham sampai saat ini melamban," kata Kepala investasi di Calvert Investment Management, Natali Trunow seperti dilansir Reuters, Sabtu (6/4/2013).
Selama sepekan ini, Indeks S &P 500 terkoreksi 1 persen, Dow Jones melemah 0,1 persen dan Nasdaq mencapai 1,9 persen.
Sementara pada perdagangan semalam, Indeks Dow Jones turun 40,86 poin atau 0,28 persen ke 14,565.25; S & P 500 turun 6,70 poin atau 0,43 persen ke 1,553.28 dan Nasdaq turun 21,12 poin atau 0,66 persen ke 3,203.86.
Data pekerjaan menunjukkan pergerakan paling lambat dalam sembilan bulan merupakan fakta terbaru dari laporan ekonomi yang mengecewakan.
Laporan pekerjaan yang dirilis pemerintah menunjukkan hanya 88 ribu pekerja bertambah di bulan Maret atau kurang dari separuh perkiraan ekonom sebanyak 200 ribu. Tingkat pengangguran berkurang menjadi 7,6 persen dari 7,7 persen lantaran pemutusan hubungan kerja.
Disamping itu, sebuah laporan pada Senin lalu menunjukan aktivitas pabrik di Amerika Serikat (AS) pada Maret mencatatkan pertumbuhan paling lambat dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Namun, sejumlah perusahaan yang mulai melaporkan pendapatan kuartalan pekan depan, kemungkinan akan menjadi perhatian lain bagi investor ditengah data ekonomi yang buruk.
"Saya pikir musim laba bisa dibawah perkiraan lagi, mengingat kinerja pasar saham sampai saat ini melamban," kata Kepala investasi di Calvert Investment Management, Natali Trunow seperti dilansir Reuters, Sabtu (6/4/2013).
Selama sepekan ini, Indeks S &P 500 terkoreksi 1 persen, Dow Jones melemah 0,1 persen dan Nasdaq mencapai 1,9 persen.
Sementara pada perdagangan semalam, Indeks Dow Jones turun 40,86 poin atau 0,28 persen ke 14,565.25; S & P 500 turun 6,70 poin atau 0,43 persen ke 1,553.28 dan Nasdaq turun 21,12 poin atau 0,66 persen ke 3,203.86.
(rna)