Sepekan ini, IHSG terkoreksi 14,9 poin
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan ini mengalami koreksi sebesar 14,92 poin atau 0,30 persen, berbanding terbalik dengan kenaikan pekan sebelumnya sebesar 217,83 poin atau 4,61 persen.
Kepala riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, pergerakan IHSG selama sepekan cenderung variatif. "IHSG di awal pekan bergerak naik, namun jelang akhir pekan malah mengalami pelemahan, meskipun pada Jumat kemarin masih dapat ditutup menguat," kata dia dalam risetnya, Sabtu (6/4/2013).
Pada akhir perdagangan Jumat lalu, IHSG berhasil naik tipis 3,46 poin atau 0,07 persen ke 4.926,07. Reza menjelaskan, seperti yang pernah disampaikan bahwa semakin tinggi IHSG justru membuat banyak pelaku pasar khawatir akan terjadinya pembalikan arah jika tiba-tiba ada sentimen negatif. Kekhawatiran itu yang membuat IHSG menjauhi level psikologis 5.000.
Sementara pada awal pekan ini, masih liburnya sejumlah bursa saham utama dunia dalam memperingati wafatnya Isa Al-Masih membuat IHSG seolah-olah tidak memiliki acuan pergerakan. Di sisi lain, pelaku pasar sepertinya juga sudah merasa informasi rilis kinerja laporan keuangan sudah mereka dapatkan, sehingga tidak ada lagi informasi terkait emiten yang ditunggu.
"Mereka pun memilih untuk sedikit mengurangi posisi. Namun demikian, asing selama sepekan masih mencatatkan nett buy senilai Rp817,75 miliar, naik dari sebelumnya Rp670,54 miliar," ujarnya.
Selain itu, sentimen dari rilis inflasi tidak cukup mendukung laju IHSG karena dirilis lebih tinggi dari periode-periode sebelumnya yang secara historis selama Maret tercatat deflasi. Tetapi, rilis inflasi tersebut justru membuat IHSG tetap menghijau, dengan sektor konsumer sebagai penopangnya.
Sementara, bursa saham yang AS sempat merah di awal pekan, namun tidak berimbas pada laju IHSG meski secara intraday masih cenderung flat.
Selama sepekan ini, hanya indeks DBX yang mampu menghijau dengan kenaikan 1,44 persen. Sementara indeks utama lainnya terpuruk dengan pelemahan terdalam indeks IDX30 sebesar 0,95 persen, LQ45 minus 0,74 persen, JII turun 0,57 persen.
"Pergerakan variatif juga dialami indeks sektoral 4, dimana hanya empat sektor yang menguat," ujar Reza.
Empat sektor saham yang menguat, antara lain pertambangan naik 2,28 persen, konsumer bertambah 2,17 persen, perdagangan menguat 1,07 persen dan industri dasar positif 0,48 persen. Sementara indeks sektoral lainnya memerah.
Kepala riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, pergerakan IHSG selama sepekan cenderung variatif. "IHSG di awal pekan bergerak naik, namun jelang akhir pekan malah mengalami pelemahan, meskipun pada Jumat kemarin masih dapat ditutup menguat," kata dia dalam risetnya, Sabtu (6/4/2013).
Pada akhir perdagangan Jumat lalu, IHSG berhasil naik tipis 3,46 poin atau 0,07 persen ke 4.926,07. Reza menjelaskan, seperti yang pernah disampaikan bahwa semakin tinggi IHSG justru membuat banyak pelaku pasar khawatir akan terjadinya pembalikan arah jika tiba-tiba ada sentimen negatif. Kekhawatiran itu yang membuat IHSG menjauhi level psikologis 5.000.
Sementara pada awal pekan ini, masih liburnya sejumlah bursa saham utama dunia dalam memperingati wafatnya Isa Al-Masih membuat IHSG seolah-olah tidak memiliki acuan pergerakan. Di sisi lain, pelaku pasar sepertinya juga sudah merasa informasi rilis kinerja laporan keuangan sudah mereka dapatkan, sehingga tidak ada lagi informasi terkait emiten yang ditunggu.
"Mereka pun memilih untuk sedikit mengurangi posisi. Namun demikian, asing selama sepekan masih mencatatkan nett buy senilai Rp817,75 miliar, naik dari sebelumnya Rp670,54 miliar," ujarnya.
Selain itu, sentimen dari rilis inflasi tidak cukup mendukung laju IHSG karena dirilis lebih tinggi dari periode-periode sebelumnya yang secara historis selama Maret tercatat deflasi. Tetapi, rilis inflasi tersebut justru membuat IHSG tetap menghijau, dengan sektor konsumer sebagai penopangnya.
Sementara, bursa saham yang AS sempat merah di awal pekan, namun tidak berimbas pada laju IHSG meski secara intraday masih cenderung flat.
Selama sepekan ini, hanya indeks DBX yang mampu menghijau dengan kenaikan 1,44 persen. Sementara indeks utama lainnya terpuruk dengan pelemahan terdalam indeks IDX30 sebesar 0,95 persen, LQ45 minus 0,74 persen, JII turun 0,57 persen.
"Pergerakan variatif juga dialami indeks sektoral 4, dimana hanya empat sektor yang menguat," ujar Reza.
Empat sektor saham yang menguat, antara lain pertambangan naik 2,28 persen, konsumer bertambah 2,17 persen, perdagangan menguat 1,07 persen dan industri dasar positif 0,48 persen. Sementara indeks sektoral lainnya memerah.
(rna)