Rencana stimulus Jepang demi pemulihan ekonomi
A
A
A
Sindonews.com - Jepang berencana agresif untuk mengurangi deflasi atau keluar dari kemerosotan yang panjang dengan meningkatkan harga konsumen dan mendorong pinjaman. Sehingga dapat memulihkan perekonomian Jepang.
Kondisi ini mirip dengan strategi yang dilakukan Federal Reserve AS, Bank sentral Jepang akan mencoba untuk mendatangkan uang lebih banyak ke sistem keuangan. Langkah ini ditujukan untuk membuat perusahaan dan konsumen meminjam ke perbankan. Strategi ini juga akan menurunkan nilai yen dan akan membuat produk Jepang lebih murah di pasar luar negeri.
CEO GM, Dan Akerson mengatakan, bahwa strategi bank sentral Jepang akan menawarkan mobil domestik dengan keunggulan harga terhadap mobil di Amerika. Dia menambahkan bahwa meskipun perubahan mata uang memengaruhi penjualan, namun faktor kualitas dan kehandalan mobil harus tetap bersaing.
Pelemahan yen akan membuat biaya produksi kendaraan Jepang lebih rendah. Sehingga akan memengaruhi terhadap harga. "Saya tidak berpikir perusahaan seperti General Motors harus membuat alasan tentang mata uang asing," katanya seperti dikutip Inautonews, Minggu (7/4/2013).
Para ekonom percaya bahwa kondisi Jepang yang sehat juga akan membantu pasar lainnya. Pelanggan akan membeli lebih banyak layanan dan produk dari AS, China, dan Eropa dan membantu ekonomi global.
Kondisi ini mirip dengan strategi yang dilakukan Federal Reserve AS, Bank sentral Jepang akan mencoba untuk mendatangkan uang lebih banyak ke sistem keuangan. Langkah ini ditujukan untuk membuat perusahaan dan konsumen meminjam ke perbankan. Strategi ini juga akan menurunkan nilai yen dan akan membuat produk Jepang lebih murah di pasar luar negeri.
CEO GM, Dan Akerson mengatakan, bahwa strategi bank sentral Jepang akan menawarkan mobil domestik dengan keunggulan harga terhadap mobil di Amerika. Dia menambahkan bahwa meskipun perubahan mata uang memengaruhi penjualan, namun faktor kualitas dan kehandalan mobil harus tetap bersaing.
Pelemahan yen akan membuat biaya produksi kendaraan Jepang lebih rendah. Sehingga akan memengaruhi terhadap harga. "Saya tidak berpikir perusahaan seperti General Motors harus membuat alasan tentang mata uang asing," katanya seperti dikutip Inautonews, Minggu (7/4/2013).
Para ekonom percaya bahwa kondisi Jepang yang sehat juga akan membantu pasar lainnya. Pelanggan akan membeli lebih banyak layanan dan produk dari AS, China, dan Eropa dan membantu ekonomi global.
(izz)