Kuartal I, kinerja reksa dana saham lampaui IHSG

Senin, 08 April 2013 - 14:04 WIB
Kuartal I, kinerja reksa dana saham lampaui IHSG
Kuartal I, kinerja reksa dana saham lampaui IHSG
A A A
Sindonews.com - Kinerja rata-rata reksa dana saham dari sisi imbal hasil (return) selama kuartal I tahun ini berhasil melampaui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Analis riset PT Infovesta Utama, Vilia Wati mengatakan bahwa positifnya kinerja reksa dana saham pada kuartal I tahun ini didukung positifnya kinerja IHSG pada periode yang sama. "Hal itu didukung oleh kinerja IHSG pada kuartal I tahun ini yang hampir mencapai dua kali lipat kinerja kuartal yang sama di tahun lalu," kata dia kepada Sindonews, Senin (8/4/2013).

Berdasarkan data PT Infovesta Utama, kinerja IHSG sepanjang tiga bulan pertama tahun ini tercatat sebesar 14,46 persen, sedangkan kinerja reksa dana saham mencapai 15,23 persen.

Jika dibanding periode yang sama tahun lalu, kinerja tahun ini melesat signifikan. Meski kinerja tahun lalu dibawah tahun ini, namun kinerja IHSG pada kuartal I tahun lalu juga dibawah reksa dana saham. Tercatat, kinerja IHSG pada akhir Maret 2012 sebesar 7,84 persen, sedangkan reksa dana saham mencapai 8,5 persen.

Selain reksa dana saham, kinerja positif juga dibukukan reksa dana campuran, yang mencatat return sebesar 9,38 persen, naik dibanding periode yang sama tahun lalu 5,99 persen.

Vilia menjelaskan, naiknya kinerja dua reksa dana tersebut akibat kinerja bursa saham domestik yang tergolong cukup kuat di tengah sentimen global maupun dalam negeri yang melanda.

Adapun, sentimen global di kuartal I yang mempengaruhi kinerja reksa dana tersebut, yakni kelanjutan program pembelian obligasi Amerika Serikat, masalah dana talangan (bailout) Bank Siprus, kebuntuan politik di Italia akibat hasil pemilu yang belum mendapat kepastian.

Sementara dari dalam negeri, berupa ekspektasi laporan keuangan, inflasi dan defisit neraca perdagangan. Selain itu, makro ekonomi, seperti tren rasio utang terhadap PDB yang menurun, dimana data Maret 2013 berada di angka 23,1 persen dan pertumbuhan PDB yang mayoritas didukung konsumsi serta tren suku bunga relatif rendah.

Kendati demikian, Vilia mengingatkan kalangan investor untuk berhati-hati akan terjadinya potensi pembalikan arah di bursa Indonesia. "Secara jangka pendek, tidak menutup kemungkinan adanya koreksi jangka pendek, mengingat kinerja bursa saham yang cukup tinggi dan rasio PER yang sudah cukup maha," ujarnya.

Di samping itu, Vilia menambahkan, peluang terjadinya kenaikan inflasi akibat naiknya tarif dasar listrik (TDL), melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD dan defisit neraca perdagangan berpotensi menganggu kinerja bursa saham maupun obligasi.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5717 seconds (0.1#10.140)