IHSG berpotensi alami koreksi lanjutan

Selasa, 09 April 2013 - 08:13 WIB
IHSG berpotensi alami...
IHSG berpotensi alami koreksi lanjutan
A A A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampaknya masih akan tertekan oleh sejumlah data negatif dari bursa regional, sehingga berpotensi mengalami koreksi lanjutan pada hari ini.

Kepala riset Trust Securities, Reza Priymabada memperkirakan, IHSG pada perdagangan hari ini akan berada pada support 4.865-4.887 dan resistance 4.943-4.951. Berpola menyerupai three black crows mendekati middle bollinger bands (MBB). MACD death cross dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan stochastic masih dowreversal.

"Sempat IHSG melewati target support bawah kami (4.882), namun dapat terangkat dan berakhir di atas target support tersebut. Meski masih ada peluang melemah, namun diharapkan ada sinyal rebound dari bursa saham AS dan Eropa sehingga dapat berimbas positif bagi IHSG," kata Reza, Selasa (9/4/2013).

Laju indeks saham AS yang gagal bertahan di zona positif pada akhir pekan kemarin setelah rilis nonfarm payrolls yang tumbuh di bawah perkiraan serta kekhawatiran akan meluasnya wabah penyakit flu burung, dan kian meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea membuat IHSG tidak kuasa menahan aksi jual para investor.

Apalagi saham-saham big cap dilanda aksi jual oleh asing, sehingga menambah derita bagi IHSG. Positifnya bursa saham Eropa sempat mengangkat IHSG meski belum sampai keluar dari teritori negatif.

Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.934,45 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.872,56 (level terendahnya) jelang preclosing dan berakhir di level 4.897,52.

Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.

Pergerakan nilai tukar rupiah masih dalam teritori negatif setelah pelaku pasar cenderung wait and see terhadap pidato The Fed, paska rilis data nonfarm payrolls, yang akan menyampaikan pandangannya terhadap ekonomi AS dan agenda pertemuan FOMC pada tanggal 11 April mendatang.

Meski rupiah mendapat sentimen positif dari kenaikan current account Jepang, namun turunnya data forex reverses Indonesia dan sentix investor confidence zona Eropa makin melemahkan USD.

Indeks saham Asia masih betah di zona merah kecuali Nikkei yang masih mampu menghijau dengan sentimen pembelian obligasi jangka panjang dari BoJ. Langkah BoJ tersebut membuat nilai tukar yen cenderung melemah dan dimanfaatkan pelaku pasar untuk memborong saham-saham berorientasi ekspor.

Di lain tempat, bursa saham China dan sekitarnya melemah dengan kepanikan pelaku pasar karena ancaman flu burung yang bisa meluas di wilayah China setelah adanya beberapa korban. HSI sempat menguat didukung kenaikan saham-saham penerbangan, namun di akhir sesi kembali melemah karena sentimen flu burung dengan rencana pemerintah China menaikkan DP properti.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0673 seconds (0.1#10.140)