Inflasi China Maret 2013 melambat 2,1%

Selasa, 09 April 2013 - 12:37 WIB
Inflasi China Maret...
Inflasi China Maret 2013 melambat 2,1%
A A A
Sindonews.com - Inflasi China melambat lebih cepat dari yang diperkirakan pada Maret 2013. Data ini menunjukkan pemulihan ekonomi negara terbesar kedua di dunia tersebut masih lemah.

Menurut sejumlah analis, situasi ini memungkinkan Bank Sentral Rakyat China untuk sementara menunda pengetatan kebijakan moneter, dan peningkatan pasar saham, yang memperingatkan mereka terhadap masalah perekonomian.

Biro Statistik Nasional (NBS) China mengatakan, Indek Harga Konsumen (CPI), ukuran utama inflasi, datang di angka 2,1 persen pada Maret, turun 3,2 persen pada Februari lalu, saat harga mengalami lonjakan selama liburan Tahun Baru Imlek.

Analis melihat, angka CPI berkurang dan penurunan 1,9 persen dalam indeks harga produsen, indikator utama yang menunjukkan berapa banyak produsen membayar, menggarisbawahi pemulihan di China masih rapuh.

"Kami belum melihat lonjakan permintaan di seluruh perekonomian," kata analis IHS Global dari Insight Alistair Thornton dan Ren Xianfang dalam sebuah catatan penelitian, seperti dilansir dari The Australian, Selasa (9/4/2013).

"Sebagian besar dimotori pemerintah, dan didukung buih properti serta bayangan keuangan ... Ini bukan pemulihan yang sehat," jelasnya.

Harga daging babi menurun 5,5 persen dari tahun lalu, akibat konsumen berpaling setelah lebih dari 16.000 babi ditemukan mati di sungai Shanghai.

China telah menetapkan target inflasi tahun ini sebesar 3,5 persen, lebih rendah dari sasaran tahun lalu 4,0 persen, tapi lebih tinggi dari tingkat akhir 2012, yang tercatat sebesar 2,6 persen.

Inflasi merupakan masalah utama bagi Partai Komunis berkuasa karena membawa risiko ketidakpuasan dan ancaman kerusuhan sosial.

Perekonomian China tumbuh pada kecepatan paling lambat dalam 13 tahun pada 2012, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) berkembang 7,8 persen dalam menghadapi pelemahan di dalam dan di pasar utama luar negeri. Target 2013 adalah 7,5 persen, sama seperti tahun lalu.

Para pemimpin China telah berulang kali bersumpah melengkapi kembali perekonomian untuk menekan permintaan konsumen sebagai pendorong pertumbuhan utama daripada investasi dan ekspor.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3032 seconds (0.1#10.140)