Banjir, minimarket di Bandung rugi ratusan juta
A
A
A
Sindonews.com - Banjir yang melanda kawasan Baleendah, Kabupanten Bandung berdampak pada penjualan sektor ritel. Pelaku usaha mengaku merugi akibat tersendatnya distribusi dan penurunan daya beli masyarakat.
Sekretaris DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar, Henri Hendarta mengatakan, industri ritel mengalami kerugian cukup besar akibat banjir yang terjadi di Kabupaten Bandung. Sebagian besar industri ritel di kawasan tersebut, tidak dapat melakukan aktivitas perdagangan.
Dia memperkirakan, kerugian akibat banjir bisa mencapai Rp10 juta per toko setiap hari. Sementara, minimarket di kawasan tersebut jumlahnya puluhan, maka nilai kerugian bisa mencapai ratusan juta rupiah.
"Daya beli masyarakat turun. Mereka lebih memilih tinggal di rumah, ketimbang belanja," ungkap Henri.
Sebagian toko, lanjut dia, memilih tutup, ketimbang mengalami kerugian lebih besar. Dia mengakui, banjir tersebut menyebabkan jalur distribusi barang ke minimarket-minimarket di kawasan itu tidak dapat dilalui. Akibatnya, pasokan barang ke kawasan tersebut terhambat. Diperkirakan, di wilayah itu, terdapat puluhan toko yang aktivitasnya terganggu.
Pihaknya berharap, pemerintah melakukan langkah nyata meminimalisir banjir di kawasan tersebut. Minimnya upaya penanggulangan banjir, akan berdampak terhadap perekonomian. Industri perdagangan bisa saja mencari tempat lainnya yang lebih aman dan tidak terganggu cuaca.
Sekretaris DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar, Henri Hendarta mengatakan, industri ritel mengalami kerugian cukup besar akibat banjir yang terjadi di Kabupaten Bandung. Sebagian besar industri ritel di kawasan tersebut, tidak dapat melakukan aktivitas perdagangan.
Dia memperkirakan, kerugian akibat banjir bisa mencapai Rp10 juta per toko setiap hari. Sementara, minimarket di kawasan tersebut jumlahnya puluhan, maka nilai kerugian bisa mencapai ratusan juta rupiah.
"Daya beli masyarakat turun. Mereka lebih memilih tinggal di rumah, ketimbang belanja," ungkap Henri.
Sebagian toko, lanjut dia, memilih tutup, ketimbang mengalami kerugian lebih besar. Dia mengakui, banjir tersebut menyebabkan jalur distribusi barang ke minimarket-minimarket di kawasan itu tidak dapat dilalui. Akibatnya, pasokan barang ke kawasan tersebut terhambat. Diperkirakan, di wilayah itu, terdapat puluhan toko yang aktivitasnya terganggu.
Pihaknya berharap, pemerintah melakukan langkah nyata meminimalisir banjir di kawasan tersebut. Minimnya upaya penanggulangan banjir, akan berdampak terhadap perekonomian. Industri perdagangan bisa saja mencari tempat lainnya yang lebih aman dan tidak terganggu cuaca.
(izz)