Rupiah diprediksi cenderung stabil
A
A
A
Sindonews.com - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) diperkirakan cenderung stabil lantaran diwarnai aksi wait and see atas keputusan BI rate yang akan diumumkan hari ini.
"Untuk hari ini nilai tukar rupiah terhadap USD masih cenderung stabil dan diprediksi berada di level 9.685-9.715," kata pengamat valas, Rahadyo Anggoro Widagdo, Kamis (11/4/2013).
Adapun, yang mempengaruhi pergerakan rupiah, kata Anggoro, adalah keputusan BI apakah akan tetap mempertahankan BI rate di level 5,75 persen atau menaikkan BI rate mengingat tingkat inflasi Indonesia hingga bulan Maret 2013 cukup tinggi.
Selain itu, pemerintah perlu memperhatikan cadangan devisa semakin turun. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, per 28 Maret 2013, cadangan devisa tercatat sebesar USD104,8 miliar.
"Angka ini lebih rendah dibandingkan akhir Februari 2013 yang sebesar USD105,18 miliar. Penurunan cadangan devisa ini merupakan konsekuensi dari langkah intervensi rupiah yang dilakukan oleh BI," tutur dia.
Hanya saja, jika dibanding dengan Januari dan Februari lalu, penurunan cadangan devisa semakin kecil.
Pada hari kemarin, rupiah ditutup menguat ke level 9.690/9.710. Penguatan ini didukung oleh adanya intervensi BI untuk tetap menjaga rupiah berada di level aman 9.700.
Hal ini didasari oleh pernyataan dari Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang menyatakan bahwa pemerintah cukup nyaman dengan kurs rupiah yang berada di level 9.700.
Selain itu, penguatan rupiah didukung oleh sentimen regional dimana sentimen positif tersebut adalah tingkat impor China yang naik melampaui estimasi pada Maret.
Data Badan Pusat Statistik China menunjukkan, tingkat impor naik 14,1 persen pada Maret. Sementara, tingkat ekspor mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 10 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Untuk hari ini nilai tukar rupiah terhadap USD masih cenderung stabil dan diprediksi berada di level 9.685-9.715," kata pengamat valas, Rahadyo Anggoro Widagdo, Kamis (11/4/2013).
Adapun, yang mempengaruhi pergerakan rupiah, kata Anggoro, adalah keputusan BI apakah akan tetap mempertahankan BI rate di level 5,75 persen atau menaikkan BI rate mengingat tingkat inflasi Indonesia hingga bulan Maret 2013 cukup tinggi.
Selain itu, pemerintah perlu memperhatikan cadangan devisa semakin turun. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, per 28 Maret 2013, cadangan devisa tercatat sebesar USD104,8 miliar.
"Angka ini lebih rendah dibandingkan akhir Februari 2013 yang sebesar USD105,18 miliar. Penurunan cadangan devisa ini merupakan konsekuensi dari langkah intervensi rupiah yang dilakukan oleh BI," tutur dia.
Hanya saja, jika dibanding dengan Januari dan Februari lalu, penurunan cadangan devisa semakin kecil.
Pada hari kemarin, rupiah ditutup menguat ke level 9.690/9.710. Penguatan ini didukung oleh adanya intervensi BI untuk tetap menjaga rupiah berada di level aman 9.700.
Hal ini didasari oleh pernyataan dari Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang menyatakan bahwa pemerintah cukup nyaman dengan kurs rupiah yang berada di level 9.700.
Selain itu, penguatan rupiah didukung oleh sentimen regional dimana sentimen positif tersebut adalah tingkat impor China yang naik melampaui estimasi pada Maret.
Data Badan Pusat Statistik China menunjukkan, tingkat impor naik 14,1 persen pada Maret. Sementara, tingkat ekspor mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 10 persen dibanding tahun sebelumnya.
(rna)