Pembangunan Pasar Turi Baru terancam mandeg
A
A
A
Sindonews.com - Pembangunan Pasar Turi Baru, Surabaya berpotensi mandeg di tengah jalan. Karena antara pedagang dan investor masih belum menemui titik temu dalam penyerahan lahan yang kini masih dipakai untuk Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Pihak investor berjanji mau menyelesaikan pembangunan Pasar Turi Baru sesuai target, yakni Agustus 2013 dengan syarat penyerahan lahan secara penuh. Sehingga, semua lahan termasuk TPS harus bisa diserahkan ke pengembang untuk melancarkan proses pembangunan Pasar Turi Baru.
Namun, hingga kini pedagang tetap bersikukuh tak mau melepaskan TPS tanpa ada kejelasan dari investor maupun pemkot. Para pedagang tak mau lagi merugi karena TPS saat ini masih dipakai untuk berjualan. "Kalau mau dipakai, ya silahkan dikasih ganti rugi, tapi kalau tak ada kejelasan kami tak mau," ujar Janiadi Ali Shadikin, salah satu pedagang, Kamis (11/4/2013).
Menurutnya, TPS menjadi satu-satunya harapan pedagang untuk menyambung hidup. Kalau TPS dibongkar tanpa ada kejelasan ganti rugi, maka pedagang tak bisa berjualan lagi. Apalagi belum adanya kejelasan penyelesaian Pasar Turi Baru yang dilakukan investor.
Direktur PT Gala Bumi Perkasa, Henry J Gunawan menuturkan, jika lahan yang dipakai untuk TPS tidak dikosongkan, pihaknya tidak bisa menyelesaikan pembangunan Pasar Turi Baru. Beberapa bagian bangunan sulit dikerjakan jika lahan di sisi timur tidak dikosongkan.
"Lha, terus membangunannya dari mana? Ini jelas tidak bisa dilakukan kalau di sana (TPS) masih ada bangunan pedagang," ujarnya.
Selain itu, kata dia, jika dipaksakan dibangun dan tetap ada TPS, pihaknya khawatir akan terjadi korban dari pembangunan itu. Sebab, banyak alat berat yang akan dikerahkan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan Pasar Turi Baru.
"Kalau ada material yang jatuh ke TPS kan berbahaya, bisa-bisa nanti ada yang jadi korban," tegasnya.
Sementara, Ketua Majelis Pedagang Pasar Turi, Kemas A Chalim mengatakan, kalau investor tidak segera memberikan solusi tentang penyelesaian pembangunan Pasar Turi Baru, maka wali kota harus bisa mengambil alih. Pedagang tidak mau lagi jadi korban setelah Pasar Turi terbakar enam tahun lalu.
"Jadi pembangunan Pasar Turi Baru bisa pakai dana APBD. Itu bisa menyelesaikan persoalan yang ada saat ini," ujarnya.
Menurutnya, jika hal tersebbut tida bisa dilakukan, pedagang siap kembali turun ke jalan untuk menentang pembangunan saat ini. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini harus tegas dalam mengatasi polemik di Pasar Turi.
"Para pedagang saat ini sudah solid. Kami tak mau lagi jadi korban dalam situasi saat ini," kata dia.
Tri mengaku menginginkan penyelesaian pembangunan Pasar Turi Baru ini secepatnya. Investor diminta mempercepat pembangunan untuk mengejar ketertinggalan target yang sudah ditentukan. "Jangan sampai pedagang lama Pasar Turi tak bisa berjualan pada Agustus nanti," ujarnya.
Pihak investor berjanji mau menyelesaikan pembangunan Pasar Turi Baru sesuai target, yakni Agustus 2013 dengan syarat penyerahan lahan secara penuh. Sehingga, semua lahan termasuk TPS harus bisa diserahkan ke pengembang untuk melancarkan proses pembangunan Pasar Turi Baru.
Namun, hingga kini pedagang tetap bersikukuh tak mau melepaskan TPS tanpa ada kejelasan dari investor maupun pemkot. Para pedagang tak mau lagi merugi karena TPS saat ini masih dipakai untuk berjualan. "Kalau mau dipakai, ya silahkan dikasih ganti rugi, tapi kalau tak ada kejelasan kami tak mau," ujar Janiadi Ali Shadikin, salah satu pedagang, Kamis (11/4/2013).
Menurutnya, TPS menjadi satu-satunya harapan pedagang untuk menyambung hidup. Kalau TPS dibongkar tanpa ada kejelasan ganti rugi, maka pedagang tak bisa berjualan lagi. Apalagi belum adanya kejelasan penyelesaian Pasar Turi Baru yang dilakukan investor.
Direktur PT Gala Bumi Perkasa, Henry J Gunawan menuturkan, jika lahan yang dipakai untuk TPS tidak dikosongkan, pihaknya tidak bisa menyelesaikan pembangunan Pasar Turi Baru. Beberapa bagian bangunan sulit dikerjakan jika lahan di sisi timur tidak dikosongkan.
"Lha, terus membangunannya dari mana? Ini jelas tidak bisa dilakukan kalau di sana (TPS) masih ada bangunan pedagang," ujarnya.
Selain itu, kata dia, jika dipaksakan dibangun dan tetap ada TPS, pihaknya khawatir akan terjadi korban dari pembangunan itu. Sebab, banyak alat berat yang akan dikerahkan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan Pasar Turi Baru.
"Kalau ada material yang jatuh ke TPS kan berbahaya, bisa-bisa nanti ada yang jadi korban," tegasnya.
Sementara, Ketua Majelis Pedagang Pasar Turi, Kemas A Chalim mengatakan, kalau investor tidak segera memberikan solusi tentang penyelesaian pembangunan Pasar Turi Baru, maka wali kota harus bisa mengambil alih. Pedagang tidak mau lagi jadi korban setelah Pasar Turi terbakar enam tahun lalu.
"Jadi pembangunan Pasar Turi Baru bisa pakai dana APBD. Itu bisa menyelesaikan persoalan yang ada saat ini," ujarnya.
Menurutnya, jika hal tersebbut tida bisa dilakukan, pedagang siap kembali turun ke jalan untuk menentang pembangunan saat ini. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini harus tegas dalam mengatasi polemik di Pasar Turi.
"Para pedagang saat ini sudah solid. Kami tak mau lagi jadi korban dalam situasi saat ini," kata dia.
Tri mengaku menginginkan penyelesaian pembangunan Pasar Turi Baru ini secepatnya. Investor diminta mempercepat pembangunan untuk mengejar ketertinggalan target yang sudah ditentukan. "Jangan sampai pedagang lama Pasar Turi tak bisa berjualan pada Agustus nanti," ujarnya.
(izz)