Pertamina: Subsidi sebabkan pemborosan konsumsi BBM
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan memandang subsidi telah menyebabkan banyak orang lupa bahwa harga BBM sebenarnya mahal sehingga mengakibatkan pola konsumsi yang berlebihan dan boros.
Menurut Karen, seharusnya anggaran yang besar untuk subsidi BBM bisa dialihkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, subsidi pendidikan atau kesehatan.
"Alokasi anggaran yang besar untuk subsidi tersebut telah mengurangi alokasi anggaran untuk peningkatan kesejahteraan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur," kata Karen Agustiawan dalam pidatonya di forum Center for Strategic and International Studies (CSIS) Washinton DC, Amerika Serikat, seperti terangkum dalam keterangan pers yang diterima Sindonews, Kamis (11/4/2013).
Namun, kata Karen, harus diakui bahwa mengurangi subsidi bukan merupakan opsi yang mudah bagi pemerintah karena masyarakat telah sekian lama menikmatinya sehingga akan tidak populis jika ada upaya untuk menguranginya.
“Kebijakan itu tidak hanya akan mengurangi beban pemerintah, melainkan juga akan memberikan level persaingan yang sama antara minyak dan sumber energi lainnya, terutama untuk percepatan pengembangan energi terbarukan," tegas Karen.
Ke depan, Karen menyarankan, dengan pengurangan subsidi untuk alokasi seperti pendidikan, infrastruktur, dan kesehatan maka dalam jangka panjang akan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Indonesia.
"Sehingga sangat membantu Indonesia untuk mencapai Millenium Development Goals sesuai target pada tahun 2015,” tutup Karen.
Menurut Karen, seharusnya anggaran yang besar untuk subsidi BBM bisa dialihkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, subsidi pendidikan atau kesehatan.
"Alokasi anggaran yang besar untuk subsidi tersebut telah mengurangi alokasi anggaran untuk peningkatan kesejahteraan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur," kata Karen Agustiawan dalam pidatonya di forum Center for Strategic and International Studies (CSIS) Washinton DC, Amerika Serikat, seperti terangkum dalam keterangan pers yang diterima Sindonews, Kamis (11/4/2013).
Namun, kata Karen, harus diakui bahwa mengurangi subsidi bukan merupakan opsi yang mudah bagi pemerintah karena masyarakat telah sekian lama menikmatinya sehingga akan tidak populis jika ada upaya untuk menguranginya.
“Kebijakan itu tidak hanya akan mengurangi beban pemerintah, melainkan juga akan memberikan level persaingan yang sama antara minyak dan sumber energi lainnya, terutama untuk percepatan pengembangan energi terbarukan," tegas Karen.
Ke depan, Karen menyarankan, dengan pengurangan subsidi untuk alokasi seperti pendidikan, infrastruktur, dan kesehatan maka dalam jangka panjang akan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Indonesia.
"Sehingga sangat membantu Indonesia untuk mencapai Millenium Development Goals sesuai target pada tahun 2015,” tutup Karen.
(gpr)