Kualitas buruk, Bulog Polman tolak beras Perpadi
Kualitas buruk, Bulog Polman tolak beras Perpadi
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Subdirve Bulog Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Laode Amijaya Kamaluddin, membantah jika penolakan beras milik para pengusaha penggilingan padi disebabkan karena alasan gudang tidak mampu menampung.
Menurut Laode, beras dari Perpadi ditolak karena di luar kualitas Standar Nasional Indonesia Tiga (SNI3). “Kalau tidak memenuhi standar kwalitas yang ditetapkan, kami tidak mungkin bisa menerima beras mereka. Jadi, bukan karena gudang penuh apalagi kalau hanya 500 ton beras,” ujar Laode di Makassar, Kamis (11/4/2013).
Laode menyebutkan, gudang bulog drive Polman mampu menampung kapasitas 16 ribu ton beras. Saat ini, beras yang ditampung berkisar sekira 12 ribu ton. Sehingga, masih bisa menampung beras yang baru sekira empat ribu ton.
Adapun standar kualitas SNI3 yang tersebut, yakni beras yang kadar airnya 14 persen, broken 20 persen, dan menir 2 persen. Beras dari Perpadi setelah ditinjau, lanjut Laode, kadar airnya cukup tinggi.
“Beras dengan kadar air seperti itu bagus untuk dikonsumsi atau langsung dimakan. Tapi, kalau untuk bulog, tidak memenuhi standar. Karena bisa rusak jika terlalu lama ditampung,” jelas Laode.
Menurut Laode, beras dari Perpadi ditolak karena di luar kualitas Standar Nasional Indonesia Tiga (SNI3). “Kalau tidak memenuhi standar kwalitas yang ditetapkan, kami tidak mungkin bisa menerima beras mereka. Jadi, bukan karena gudang penuh apalagi kalau hanya 500 ton beras,” ujar Laode di Makassar, Kamis (11/4/2013).
Laode menyebutkan, gudang bulog drive Polman mampu menampung kapasitas 16 ribu ton beras. Saat ini, beras yang ditampung berkisar sekira 12 ribu ton. Sehingga, masih bisa menampung beras yang baru sekira empat ribu ton.
Adapun standar kualitas SNI3 yang tersebut, yakni beras yang kadar airnya 14 persen, broken 20 persen, dan menir 2 persen. Beras dari Perpadi setelah ditinjau, lanjut Laode, kadar airnya cukup tinggi.
“Beras dengan kadar air seperti itu bagus untuk dikonsumsi atau langsung dimakan. Tapi, kalau untuk bulog, tidak memenuhi standar. Karena bisa rusak jika terlalu lama ditampung,” jelas Laode.
(gpr)
Explore More