Wisata MICE tantangan industri pariwisata di Jabar

Sindonews.com - Industri wisata MICE (Meetings, Incentive Travel, Conventions, dan Exhibitions) memiliki perputaran uang yang sangat besar dibandingkan pembelanjaan yang dikeluarkan wisatawan biasa.

Wisatawan MICE dapat mencapai empat kali lebih besar dari wisatawan biasa. Karena setiap penyelenggaraan MICE selalu disertai program pre and post conference (pra dan pasca konferensi).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat (Disparbud Jabar), Nunung Sobari mengatakan, tidak heran jika negara-negara saat ini mulai berlomba merencanakan dan merancang industri wisata MICE sesuai kebutuhan masa kini dan masa depan.

Karena itu, lanjut Nunung, pengembangan wisata MICE juga menjadi tantangan bagi industri pariwisata di Indonesia, khususnya di Jabar. "Supaya kita tidak tertinggal dengan negara-negara sekitar yang sudah mulai berlomba-lomba merencanakan dan merancang industri wisata MICE," katanya, Sabtu (13/4/2013).

Menurutnya, di Jabar telah dibangun pusat-pusat MICE atau konvensi yang disertai dengan sarana dan fasilitas memadai seperti Sentul International Convention Centre (SICC), Bandung International Convention Centre (BICC), Bandung Convention Centre (BCC), dan lain-lain.

Selain itu, hotel-hotel berbintang yang tersebar di seluruh Jabar khususnya di Kota Bandung, sudah memiliki ruang-ruang pertemuan dan peralatan yang diperlukan, dengan kapasitas bervariasi. Hal ini didukung jalur penerbangan domestik dan internasional ke dan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung.

Dia menjelaskan, pengoperasian usaha wisata MICE akan melibatkan banyak sektor dan mitra kerja yang saling berhubungan erat dan saling menguntungkan satu sama lain. Maka, selain sarana dan prasarana, untuk mendorong pengembangan kegiatan wisata MICE di Jabar, juga diperlukan berbagai upaya pembinaan terhadap seluruh sektor (stakeholder).

"Sehingga terjadi suatu sinergitas pemanfaatan dan pengembangan seluruh potensi wisata MICE yang dimiliki daerah tersebut," katanya.