Austindo kembangkan usaha tepung sagu dan biogas
A
A
A
Sindonews.com - Calon emiten yang bergerak di bidang perdagangan dan jasa serta pengoperasian perkebunan kelapa sawit, PT Austindo Nusantara Jaya akan mengembangkan dua lini usaha baru.
"Selain kelapa sawit yang menjadi backbone, ke depan kita juga akan mengembangkan dua lini usaha baru, yaitu produksi tepung sagu dan biogas," kata President Director Austindo Nusantara Jaya, Suwito Anggoro di Jakarta, Senin (15/4/2013).
Dia menjelaskan, perusahannya telah memiliki konsesi atas pengelolaan hutan sagu yang berada di Papua Barat dengan luas lahan 40 ribu hektar (ha). Dengan tersedianya lahan tersebut, perseroan siap memproduksi tepung sagu pada akhir 2013 mendatang.
Sementara itu, untuk proyek pembangkit listrik biogas, menurut Suwito, perseroan tengah menjajaki membangun pabriknya di wilayah Belitung. "Kita bangun di Belitung dengan sertifikasi karbon emisi (roundtable on sustainable palm oil/RSPO), kami juga telah menandatangani perjanjian dengan PT PLN Belitung," tambahnya.
Meski enggan menyebutkan nilai investasi pengembangkan kedua lini usaha tersebut, namun dia menilai keuntungan yang diperoleh dari dua lini ini cukup potensial.
"Terkait masalah dana, kita akan mengupayakan semaksimal mungkin. Austindo memiliki neraca keuangan yang sehat dan kuat. Kedua lini ini memiliki potensi pendapatan yang besar," tandasnya.
Sebagai informasi, hingga akhir 2012 perseroan mencatatkan laba bersih naik menjadi USD93,30 juta dari periode sama tahun sebelumnya USD49,39 juta. Pendapatan perseroan menjadi USD165,06 juta pada 2012 dari periode sama sebelumnya USD185,32 juta.
Sementara itu, perseroan akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa pada 8 Mei 2013 dengan melepas 23,86 persen atau 940 juta lembar saham pada kisaran harga Rp1.200-Rp1.800 perlembar saham. Dengan kisaran harga perdana saham tersebut, maka perkiraan dana dari IPO sekitar Rp1,13-1,69 triliun.
Adapun dana hasil IPO, sebesar 65,7 persen digunakan untuk belanja modal, 8 persen untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung kegiatan usaha sagu, sekitar 2,3 persen untuk menyelesaikan instalasi generator listrik biogas dan membangun pembangkit listrik biogas di Sumatera utara.
"Selain kelapa sawit yang menjadi backbone, ke depan kita juga akan mengembangkan dua lini usaha baru, yaitu produksi tepung sagu dan biogas," kata President Director Austindo Nusantara Jaya, Suwito Anggoro di Jakarta, Senin (15/4/2013).
Dia menjelaskan, perusahannya telah memiliki konsesi atas pengelolaan hutan sagu yang berada di Papua Barat dengan luas lahan 40 ribu hektar (ha). Dengan tersedianya lahan tersebut, perseroan siap memproduksi tepung sagu pada akhir 2013 mendatang.
Sementara itu, untuk proyek pembangkit listrik biogas, menurut Suwito, perseroan tengah menjajaki membangun pabriknya di wilayah Belitung. "Kita bangun di Belitung dengan sertifikasi karbon emisi (roundtable on sustainable palm oil/RSPO), kami juga telah menandatangani perjanjian dengan PT PLN Belitung," tambahnya.
Meski enggan menyebutkan nilai investasi pengembangkan kedua lini usaha tersebut, namun dia menilai keuntungan yang diperoleh dari dua lini ini cukup potensial.
"Terkait masalah dana, kita akan mengupayakan semaksimal mungkin. Austindo memiliki neraca keuangan yang sehat dan kuat. Kedua lini ini memiliki potensi pendapatan yang besar," tandasnya.
Sebagai informasi, hingga akhir 2012 perseroan mencatatkan laba bersih naik menjadi USD93,30 juta dari periode sama tahun sebelumnya USD49,39 juta. Pendapatan perseroan menjadi USD165,06 juta pada 2012 dari periode sama sebelumnya USD185,32 juta.
Sementara itu, perseroan akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa pada 8 Mei 2013 dengan melepas 23,86 persen atau 940 juta lembar saham pada kisaran harga Rp1.200-Rp1.800 perlembar saham. Dengan kisaran harga perdana saham tersebut, maka perkiraan dana dari IPO sekitar Rp1,13-1,69 triliun.
Adapun dana hasil IPO, sebesar 65,7 persen digunakan untuk belanja modal, 8 persen untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung kegiatan usaha sagu, sekitar 2,3 persen untuk menyelesaikan instalasi generator listrik biogas dan membangun pembangkit listrik biogas di Sumatera utara.
(rna)