Minyak Asia kembali anjlok terseret PDB China
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini kembali jatuh dengan harga Brent di bawah USD100 per barel. Kondisi ini terjadi merespon prospek permintaan minyak China yang lemah, setelah data pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu rapuh.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei turun USD1,04 sampai USD87,67 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Mei turun USD0,99 menjadi USD99,64 pada sore hari. Brent di bawah USD100 untuk pertama kalinya sejak Juli 2012.
Sebelumnya, pada perdagangan pagi, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei turun USD2,49 ke USD86,22 per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk Mei turun USD2,53 ke USD98,10.
"Pasar masih bereaksi terhadap angka PDB China, yang telah menegaskan kembali tren ekonomi kedua terbesar di dunia itu sedang melambat," kata David Lennox, analis sumber daya Fat Prophets, Sydney, seperti dilansir dari Global Post, Selasa (16/4/2013).
Seperti diketahui, pertumbuhan di China melambat menjadi 7,7 persen pada kuartal pertama, di bawah perkiraan para analis. "Banyak yang menyebut perekonomian China dan Eropa mendekam dengan pertumbuhan yang rendah," tulis Jason Hughes, kepala perdagangan penjualan di pasar CMC Singapura, dalam catatannya.
Data pada April menunjukkan, penurunan lebih besar dari perkiraan di New York manufaktur dan penurunan kepercayaan homebuilders AS.
Harga minyak berada di bawah tekanan setelah perkiraan pada pekan terakhir, dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Badan Energi Internasional (IEB) dan Administrasi Informasi Energi AS, permintaan global lebih rendah.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei turun USD1,04 sampai USD87,67 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Mei turun USD0,99 menjadi USD99,64 pada sore hari. Brent di bawah USD100 untuk pertama kalinya sejak Juli 2012.
Sebelumnya, pada perdagangan pagi, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei turun USD2,49 ke USD86,22 per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk Mei turun USD2,53 ke USD98,10.
"Pasar masih bereaksi terhadap angka PDB China, yang telah menegaskan kembali tren ekonomi kedua terbesar di dunia itu sedang melambat," kata David Lennox, analis sumber daya Fat Prophets, Sydney, seperti dilansir dari Global Post, Selasa (16/4/2013).
Seperti diketahui, pertumbuhan di China melambat menjadi 7,7 persen pada kuartal pertama, di bawah perkiraan para analis. "Banyak yang menyebut perekonomian China dan Eropa mendekam dengan pertumbuhan yang rendah," tulis Jason Hughes, kepala perdagangan penjualan di pasar CMC Singapura, dalam catatannya.
Data pada April menunjukkan, penurunan lebih besar dari perkiraan di New York manufaktur dan penurunan kepercayaan homebuilders AS.
Harga minyak berada di bawah tekanan setelah perkiraan pada pekan terakhir, dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Badan Energi Internasional (IEB) dan Administrasi Informasi Energi AS, permintaan global lebih rendah.
(dmd)