Solar langka, transportasi di Cirebon nyaris lumpuh
A
A
A
Sindonews.com - Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar di kawasan Cirebon, Jawa Barat (Jabar).
Kelangkaan tersebut menyebabkan operasional sekitar 1.000 bus, truk, elf, dan moda transportasi tersendat dan nyaris lumpuh. Bahkan, sejumlah angkutan penumpang seperti bus pariwisata tidak bisa beroperasi akibat kelangkaan solar di Cirebon.
"Beberapa bus pariwisata terpaksa berhenti beroperasi karena tidak ada solar di Cirebon. Kondisi ini sudah terjadi sejak empat hari lalu," kata Ketua DPD Organda Jabar, Aldo F Wiyana di Bandung, Selasa (23/4/2013)
Menurutnya, kelangkaan BBM jenis solar di Kota dan Kabupaten Cirebon telah terjadi sejak beberapa hari lalu. Hari ini, kelangkaan solar sampai pada titik puncak. Hampir di beberapa SPBU kehabisan solar. Padahal, Cirebon merupakan jalur penting untuk lalu lintas angkutan penumpang, barang, serta kendaraan pribadi.
Aldo memperkirakan, operasional sekitar 400 bus tersendat akibat kelangkaan tersebut. Bus yang tidak memiliki cukup solar, tidak berani melayani perjalanan, khawatir kehabisan BBM di tengah jalan. Sisanya, memaksakan beroperasi sembari mencari solar di luar daerah.
"Bus yang tidak punya cukup solar, memilih berhenti beroperasi," kata pengusaha bus Bhineka itu.
Kondisi tersebut, lanjut dia, sangat merugikan pengusaha transportasi. Namun demikian, Aldo belum bisa memperkirakan, berapa jumlah kerugian materi yang mesti ditanggung industri transportasi.
Menurutnya, kerugian tidak hanya akibat batalnya kontrak bus pariwisata dan tidak adanya pendapatan untuk angkutan penumpang, tapi juga potensi kerugian dari kerusakan onderdil akibat minimnya solar di tangki bahan bakar. "Apabila kehabisan solar di jalan, mesin bisa rusak," tuturnya.
Dia mengkhawatirkan, kondisi ini akan melumpuhkan jalur transportasi massal. Untuk angkutan penumpang, bus melayani perjalanan dari Cirebon ke Bandung, Tasikmalaya, Semarang, Cilacap, Jakarta, dan sebagian ke bagian Sumatera.
Aldo mengatakan, apabila kondisi tersebut tidak segera di atasi, akan berdampak terhadap transportasi umum. Aldo menyayangkan upaya Pertamina membatasi penjualan solar di kawasan tersebut. "Solar sebagian besar dipakai angkutan umum. Semestinya tidak ada pembatasan," beber dia.
Kelangkaan tersebut menyebabkan operasional sekitar 1.000 bus, truk, elf, dan moda transportasi tersendat dan nyaris lumpuh. Bahkan, sejumlah angkutan penumpang seperti bus pariwisata tidak bisa beroperasi akibat kelangkaan solar di Cirebon.
"Beberapa bus pariwisata terpaksa berhenti beroperasi karena tidak ada solar di Cirebon. Kondisi ini sudah terjadi sejak empat hari lalu," kata Ketua DPD Organda Jabar, Aldo F Wiyana di Bandung, Selasa (23/4/2013)
Menurutnya, kelangkaan BBM jenis solar di Kota dan Kabupaten Cirebon telah terjadi sejak beberapa hari lalu. Hari ini, kelangkaan solar sampai pada titik puncak. Hampir di beberapa SPBU kehabisan solar. Padahal, Cirebon merupakan jalur penting untuk lalu lintas angkutan penumpang, barang, serta kendaraan pribadi.
Aldo memperkirakan, operasional sekitar 400 bus tersendat akibat kelangkaan tersebut. Bus yang tidak memiliki cukup solar, tidak berani melayani perjalanan, khawatir kehabisan BBM di tengah jalan. Sisanya, memaksakan beroperasi sembari mencari solar di luar daerah.
"Bus yang tidak punya cukup solar, memilih berhenti beroperasi," kata pengusaha bus Bhineka itu.
Kondisi tersebut, lanjut dia, sangat merugikan pengusaha transportasi. Namun demikian, Aldo belum bisa memperkirakan, berapa jumlah kerugian materi yang mesti ditanggung industri transportasi.
Menurutnya, kerugian tidak hanya akibat batalnya kontrak bus pariwisata dan tidak adanya pendapatan untuk angkutan penumpang, tapi juga potensi kerugian dari kerusakan onderdil akibat minimnya solar di tangki bahan bakar. "Apabila kehabisan solar di jalan, mesin bisa rusak," tuturnya.
Dia mengkhawatirkan, kondisi ini akan melumpuhkan jalur transportasi massal. Untuk angkutan penumpang, bus melayani perjalanan dari Cirebon ke Bandung, Tasikmalaya, Semarang, Cilacap, Jakarta, dan sebagian ke bagian Sumatera.
Aldo mengatakan, apabila kondisi tersebut tidak segera di atasi, akan berdampak terhadap transportasi umum. Aldo menyayangkan upaya Pertamina membatasi penjualan solar di kawasan tersebut. "Solar sebagian besar dipakai angkutan umum. Semestinya tidak ada pembatasan," beber dia.
(izz)