Jamsostek: Kesadaran keselamatan kerja lemah

Selasa, 23 April 2013 - 17:50 WIB
Jamsostek: Kesadaran keselamatan kerja lemah
Jamsostek: Kesadaran keselamatan kerja lemah
A A A
Sindonews.com - Meski gencar memberikan pelayanan dalam bentuk pemberian berbagai peralatan keselamatan kerja (alat pelindung diri/APD), namun masih terjadi kecelakaan kerja di lokasi pembangunan konstruksi yang menyebabkan korban jiwa.

Kepala PT Jamsostek Kantor Cabang Grogol, Nurgawalinda menerangkan, kondisi tersebut terutama disebabkan lemahnya kesadaran tenaga kerja dalam memanfaatkan fasilitas keselamatan yang ada.

"Contohnya waktu itu mandor proyek yang meninggal karena jatuh dari ketinggian. Peralatan keselamatannya ada, tapi karena merasa mandor dan paling mengerti, makanya tidak menggunakan APD dengan baik. Padahal harusnya dia memberi contoh kepada bawahannya," ujarnya, saat diwawancarai Sindonews di Peninsula Hotel, Jakarta, Senin (22/4/2013).

Padahal, lanjut dia, pihaknya telah menyalurkan jumlah alat pelindung diri yang cukup besar demi menekan kejadian kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja. Terutama dengan risiko kecelakaan tinggi seperti di lokasi konstruksi gedung dan industri yang banyak menggunakan mesin.

"Jamsostek rutin menyalurkan APD, sesuai jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan suatu proyek pembangunan konstruksi. Harusnya tidak ada lagi terjadi kecelakaan," ujarnya.

Karena itu, lanjut dia, peran pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang tengah digalakkan perseroan sebagai manfaat tambahan ini memiliki peran penting dalam menekan angka kecelakaan kerja di tanah air.

"Seperti yang dibilang tadi, pelatihan ini bukan cuma jadi ajang pembekalan saja, tapi juga untuk menyadarkan agar pekerja selalu mempraktekkan K3 dengan benar. Jangan sampai kejadian seperti mandor yang saya ceritakan tadi," tuturnya.

Menurutnya, dalam pelatihan ini dihadiri sekitar 110 peserta yang masing-masing mewakili perusahaan. "Mereka antusias sekali. Karena ini kita berikan juga sebagai reward (penghargaan) kepada perusahaan yang berpredikat Zero (0) accident dan perusahaan yang banyak klaim JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) tentu saja diiringi dengan peserta yang tertib administrasi," terang Nurgawalinda.

Dalam penyelenggaraannya, pihaknya mengakui bahwa pelatihan ini berhasil terselenggara berkat sinergi dengan PT Surveyor Indonesia yang menyediakan tenaga pengajar yang andal dan kompeten. "Jadi ini bentuk sinergi BUMN juga sesuai amanah Permen (Peraturan Menteri) BUMN nomor 5 sentang sinerg BUMN," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4023 seconds (0.1#10.140)