Chatib: Pertumbuhan ekonomi 6,2% itu realistis
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan (Menkeu), M Chatib Basri menilai, angka proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen wajar, terutama dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang mencapai 6,02 persen.
"Penting memberikan signal bahwa angka yang kita berikan kredibel. Tetapi kalau kita datang (ke DPR) memberitahu target pertumbuhan yang tidak realistis, akan menimbulkan persepsi bahwa kita tidak peka dengan persoalan," ujarnya di gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Menurutnya, angka 6,2 persen tersebut realistis, ditambah dengan rasio goverment spending yang kecil, sekitar 0,03 persen.
Sebelumnya, anggota Komisi XI dari Partai Golkar Melchias Markus Mekeng mengatakan, angka proyeksi pertumbuhan yang diturunkan menjadi 6,2 persen dari sebelumnya 6,8 persen terlalu jauh dan akan menimbulkan pengangguran
"Kalau pertumbuhan turun sama saja pemerintah tidak memberikan pekerjaan. Goverment spending itu harus dipergunakan membangun infrastruktur. Saya juga belum bisa menerima angka 6,2 persen. Namun, 6,5 persen masih masuk akal. Ditakutkan ekonomi kita akan jatuh kalau proyeksi sama realisasi enggak pernah sama," ujarnya.
"Penting memberikan signal bahwa angka yang kita berikan kredibel. Tetapi kalau kita datang (ke DPR) memberitahu target pertumbuhan yang tidak realistis, akan menimbulkan persepsi bahwa kita tidak peka dengan persoalan," ujarnya di gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Menurutnya, angka 6,2 persen tersebut realistis, ditambah dengan rasio goverment spending yang kecil, sekitar 0,03 persen.
Sebelumnya, anggota Komisi XI dari Partai Golkar Melchias Markus Mekeng mengatakan, angka proyeksi pertumbuhan yang diturunkan menjadi 6,2 persen dari sebelumnya 6,8 persen terlalu jauh dan akan menimbulkan pengangguran
"Kalau pertumbuhan turun sama saja pemerintah tidak memberikan pekerjaan. Goverment spending itu harus dipergunakan membangun infrastruktur. Saya juga belum bisa menerima angka 6,2 persen. Namun, 6,5 persen masih masuk akal. Ditakutkan ekonomi kita akan jatuh kalau proyeksi sama realisasi enggak pernah sama," ujarnya.
(izz)