Saham Mitra Pinasthika oversubscribed 3,7 kali
A
A
A
Sindonews.com - PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) saat penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 3,7 kali.
Menurut Direktur DBS Vickers Securities Indonesia, Hendra Purnama, rekam jejak yang baik disinyalir sebagai kekuatan utama perseroan dalam menarik minat calon investornya.
"Fundamental yang kuat, kondisi keuangan yang sehat, manajemen yang kredibel serta didukung oleh prospek industri automotif yang cerah. Melihat track record (rekam jejak) perseroan, kami percaya saham MPMX akan terus mencetak kinerja gemilang dan menjadi salah satu pilihan utama bagi investor," ujar Hendra di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (29/5/2013).
Dengan segman bisnis di sektor distribusi kendaraan bermotor, dia meyakini, saham perseroan akan diminati bukan hanya oleh investor domestik, tetapi juga investor asing.
"Komposisinya bisa berubah-ubah, tidak hanya investor domestik, tapi dalam penawaran ini paling banyak investor asing yang lebih tertarik," tukasnya.
Seperti diketahui, perseroan menetapkan harga perdana saham sebesar Rp1.500 per saham, dengan melepas 970 juta saham ke publik atau setara 27,37 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah penawaran perdana saham dengan nilai nominal Rp500.
Target raihan dana yang diharapkan perseroan dari prosesi tersebut mencapai Rp1,45 triliun. Dana hasil penawaran perdana saham akan digunakan untuk berbagai kebutuhan perseroan, seperti akuisisi perusahaan penyewaan kendaraan sekitar 25 persen, sekitar 23 persen digunakan oleh PT Federal Karyatama untuk pembangunan fasilitas pabrikasi dan pembotolan pelumas baru.
Sedangkan sekitar 19 persen untuk membiayai akuisisi sisa saham PT Federal Karyatama, 13 persen untuk mendanai sebagian pembelian kurang lebih 3.000 mobil baru, 8 persen untuk PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika sebagai ekspansi kegiatan operasi asuransi, 9 persen untuk melunasi utang ke PT Bank DBS Indonesia dan PT Bank ANZ Indonesia, dan sisanya untuk modal kerja.
Sebagai penjamin pelaksana emisi efek hadi PT Morgan Stanley Asia Indonesia, PT Deutshce Securities Indonesia, PT DBS Vickers Securities Indonesia, dan PT Indo Premier Securities yang ditunjuk langsung oleh perseroan.
Menurut Direktur DBS Vickers Securities Indonesia, Hendra Purnama, rekam jejak yang baik disinyalir sebagai kekuatan utama perseroan dalam menarik minat calon investornya.
"Fundamental yang kuat, kondisi keuangan yang sehat, manajemen yang kredibel serta didukung oleh prospek industri automotif yang cerah. Melihat track record (rekam jejak) perseroan, kami percaya saham MPMX akan terus mencetak kinerja gemilang dan menjadi salah satu pilihan utama bagi investor," ujar Hendra di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (29/5/2013).
Dengan segman bisnis di sektor distribusi kendaraan bermotor, dia meyakini, saham perseroan akan diminati bukan hanya oleh investor domestik, tetapi juga investor asing.
"Komposisinya bisa berubah-ubah, tidak hanya investor domestik, tapi dalam penawaran ini paling banyak investor asing yang lebih tertarik," tukasnya.
Seperti diketahui, perseroan menetapkan harga perdana saham sebesar Rp1.500 per saham, dengan melepas 970 juta saham ke publik atau setara 27,37 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah penawaran perdana saham dengan nilai nominal Rp500.
Target raihan dana yang diharapkan perseroan dari prosesi tersebut mencapai Rp1,45 triliun. Dana hasil penawaran perdana saham akan digunakan untuk berbagai kebutuhan perseroan, seperti akuisisi perusahaan penyewaan kendaraan sekitar 25 persen, sekitar 23 persen digunakan oleh PT Federal Karyatama untuk pembangunan fasilitas pabrikasi dan pembotolan pelumas baru.
Sedangkan sekitar 19 persen untuk membiayai akuisisi sisa saham PT Federal Karyatama, 13 persen untuk mendanai sebagian pembelian kurang lebih 3.000 mobil baru, 8 persen untuk PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika sebagai ekspansi kegiatan operasi asuransi, 9 persen untuk melunasi utang ke PT Bank DBS Indonesia dan PT Bank ANZ Indonesia, dan sisanya untuk modal kerja.
Sebagai penjamin pelaksana emisi efek hadi PT Morgan Stanley Asia Indonesia, PT Deutshce Securities Indonesia, PT DBS Vickers Securities Indonesia, dan PT Indo Premier Securities yang ditunjuk langsung oleh perseroan.
()