OPEC akan pertahankan minyak di atas USD100
A
A
A
Sindonews.com - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan melakukan pertemuaan di Wina untuk mempertahankan pagu produksi minyak mentah, dengan harga minyak Brent stabil di atas USD100 per barel, setelah turun tajam pada awal tahun ini.
Para menteri dari OPEC, yang memompa sekitar 35 persen pasokan minyak dunia akan bertemu di ibukota Austria tersebut, Jumat, 31 Mei 2013, di tengah gejolak pasar keuangan dan prospek lemah permintaan energi global.
Anggota kartel, yang dipimpin Arab Saudi meliputi negara-negara dari Afrika dan Amerika Latin, juga akan menggunakan pertemuan terbaru di kantor pusatnya itu untuk mencari sekretaris jenderal baru.
Para analis berharap, OPEC akan meninggalkan pagu produksi minyak kolektif 30 juta barel per hari (mbpd), yang telah berdiri sejak akhir 2011, meskipun output aktual melebihi tingkat target resmi.
"Mengharapkan sedikit pembaruan, dengan status quo tidak berubah untuk saat ini," kata Andrey Kryuchenkov, analis keuangan kelompok VTB Capital, Rusia, seperti dilansir dari Latest News Ph, Rabu (29/5/2013).
Harga minyak benchmark Brent berdiri di sekitar USD110 per barel pada saat pertemuan OPEC sebelumnya, Desember 2012. Kemudian, jatuh di bawah USD100 pada April untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2012, di belakang keprihatinan permintaan dunia, cadangan minyak mentah AS yang berlimpah, dan penguatan dolar.
Namun, pasar telah stabil di atas USD100 per barel tingkat yang dianggap dapat diterima Arab Saudi - produsen minyak terbesar di kartel dan yang memiliki kapasitas cadangan terbanyak.
Sebelumnya, menteri energi baru OPEC dari Uni Emirat Arab, Suhail al-Mazrouei menyatakan, harga minyak saat ini "nyaman dan adil", tidak menimbulkan ancaman bagi ekonomi global.
Namun, harga yang sempat jatuh tahun ini telah memicu panggilan dari Iran - yang output-nya terpukul embargo minyak - untuk produksi lebih rendah guna meningkatkan harga. Rekan OPEC, Venezuela juga telah menyatakan terbuka untuk memotong produksi dalam menjaga harga sekitar USD100.
"Saran Iran selalu mengurangi pagu produksi OPEC," ujar Menteri Minyak Iran, Rostam Qasemi, awal bulan lalu.
Demikian pula Menteri Energi Venezuela, Rafael Ramirez bersikeras bahwa kartel secara keseluruhan ingin melihat harga disimpan di sekitar USD100. "Kami memiliki tingkat produksi bersama sebesar 30 juta barel per hari. Kita dapat mempertahankan untuk menjaga harga di USD100 per barel," kata Ramirez.
"Jika selama diskusi ketakutan tersaji bahwa tingkat produksi dapat mempengaruhi harga, kami akan terbuka menurunkan produksi," tandas Ramirez
Para menteri dari OPEC, yang memompa sekitar 35 persen pasokan minyak dunia akan bertemu di ibukota Austria tersebut, Jumat, 31 Mei 2013, di tengah gejolak pasar keuangan dan prospek lemah permintaan energi global.
Anggota kartel, yang dipimpin Arab Saudi meliputi negara-negara dari Afrika dan Amerika Latin, juga akan menggunakan pertemuan terbaru di kantor pusatnya itu untuk mencari sekretaris jenderal baru.
Para analis berharap, OPEC akan meninggalkan pagu produksi minyak kolektif 30 juta barel per hari (mbpd), yang telah berdiri sejak akhir 2011, meskipun output aktual melebihi tingkat target resmi.
"Mengharapkan sedikit pembaruan, dengan status quo tidak berubah untuk saat ini," kata Andrey Kryuchenkov, analis keuangan kelompok VTB Capital, Rusia, seperti dilansir dari Latest News Ph, Rabu (29/5/2013).
Harga minyak benchmark Brent berdiri di sekitar USD110 per barel pada saat pertemuan OPEC sebelumnya, Desember 2012. Kemudian, jatuh di bawah USD100 pada April untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2012, di belakang keprihatinan permintaan dunia, cadangan minyak mentah AS yang berlimpah, dan penguatan dolar.
Namun, pasar telah stabil di atas USD100 per barel tingkat yang dianggap dapat diterima Arab Saudi - produsen minyak terbesar di kartel dan yang memiliki kapasitas cadangan terbanyak.
Sebelumnya, menteri energi baru OPEC dari Uni Emirat Arab, Suhail al-Mazrouei menyatakan, harga minyak saat ini "nyaman dan adil", tidak menimbulkan ancaman bagi ekonomi global.
Namun, harga yang sempat jatuh tahun ini telah memicu panggilan dari Iran - yang output-nya terpukul embargo minyak - untuk produksi lebih rendah guna meningkatkan harga. Rekan OPEC, Venezuela juga telah menyatakan terbuka untuk memotong produksi dalam menjaga harga sekitar USD100.
"Saran Iran selalu mengurangi pagu produksi OPEC," ujar Menteri Minyak Iran, Rostam Qasemi, awal bulan lalu.
Demikian pula Menteri Energi Venezuela, Rafael Ramirez bersikeras bahwa kartel secara keseluruhan ingin melihat harga disimpan di sekitar USD100. "Kami memiliki tingkat produksi bersama sebesar 30 juta barel per hari. Kita dapat mempertahankan untuk menjaga harga di USD100 per barel," kata Ramirez.
"Jika selama diskusi ketakutan tersaji bahwa tingkat produksi dapat mempengaruhi harga, kami akan terbuka menurunkan produksi," tandas Ramirez
(dmd)