Tiga hari lagi, Freeport kembali beroperasi
A
A
A
Sindonews.com - PT Freeport Indonesia menyatakan siap open pit mining (tambang terbuka) tambang emas miliknya yang ditutup pasca kecelakaan, akan mulai beroperasi kembali dalam waktu dekat.
"Dalam dua atau tiga hari ini kita akan mulai produksi tapi mungkin enggak langsung 140 ribu ton," ujar Presiden Direktur Freeport Indonesia, Rozik B Soetjipto di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (29/5/2013).
Menurutnya, untuk mencapai kapasitas normal membutuhkan waktu cukup lama. Saat ini, pihaknya masih fokus pada upaya pemulihan pasca kecelakaan.
"Produksi normal kami 220 ribu ton per hari biji, yang kita olah 140 ribu ton diantaranya merupakan emas dan perak dihasilkan dari tambang terbuka. Sementara 80 ribu ton berasal dari tambang bawah tanah. Kami belum memikirkan kapan produksi kembali, karena fokus pada penyelesaian masalah ini," ujarnya.
Dia mengakui beberapa karyawannya saat ini telah diperiksa polisi terkait kecelakaan kemarin. "Ya sudah diperiksa kok kemarin," cetusnya.
Pihaknya mengklaim bahwa Freeport tidak dilarang untuk kembali berproduksi. Dia menganggap larangan yang dikeluarkan pemerintah beberapa waktu lalu hanya untuk tambang bawah tanah (underground), sedangkan tambang terbuka masih tetap berjalan.
"Dari awal tambang enggak dilarang. Termasuk mill, service mining bisa mulai," ungkapnya.
Menurutnya, Freeport menghentikan seluruh kegiatan pertambangan kemarin karena faktor psikologis. "Pertimbangannya bukan izin tapi suasana," kata Rozik.
"Dalam dua atau tiga hari ini kita akan mulai produksi tapi mungkin enggak langsung 140 ribu ton," ujar Presiden Direktur Freeport Indonesia, Rozik B Soetjipto di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (29/5/2013).
Menurutnya, untuk mencapai kapasitas normal membutuhkan waktu cukup lama. Saat ini, pihaknya masih fokus pada upaya pemulihan pasca kecelakaan.
"Produksi normal kami 220 ribu ton per hari biji, yang kita olah 140 ribu ton diantaranya merupakan emas dan perak dihasilkan dari tambang terbuka. Sementara 80 ribu ton berasal dari tambang bawah tanah. Kami belum memikirkan kapan produksi kembali, karena fokus pada penyelesaian masalah ini," ujarnya.
Dia mengakui beberapa karyawannya saat ini telah diperiksa polisi terkait kecelakaan kemarin. "Ya sudah diperiksa kok kemarin," cetusnya.
Pihaknya mengklaim bahwa Freeport tidak dilarang untuk kembali berproduksi. Dia menganggap larangan yang dikeluarkan pemerintah beberapa waktu lalu hanya untuk tambang bawah tanah (underground), sedangkan tambang terbuka masih tetap berjalan.
"Dari awal tambang enggak dilarang. Termasuk mill, service mining bisa mulai," ungkapnya.
Menurutnya, Freeport menghentikan seluruh kegiatan pertambangan kemarin karena faktor psikologis. "Pertimbangannya bukan izin tapi suasana," kata Rozik.
(izz)