Panin Insurance akan ubah bisnis inti
A
A
A
Sindonews.com - PT Panin Insurance Tbk (PNIN) berencana mengubah kegiatan usaha utamanya dari perusahaan yang bergerak di bidang asuransi menjadi pariwisata.
Dalam publikasinya di Jakarta, Rabu (29/5/2013) dijelaskan bahwa alasan perseroan mengubah bisnis intinya tersebut untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Pasalnya, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan terkait Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi, dimana setiap perusahaan asuransi diwajibkan agar jumlah seluruh investasi perusahaan yang ditempatkan pada pihak terafiliasi paling tinggi 10 persen dari jumlah investasi.
Panin Insurance sebagai perusahaan asuransi dan pemegang saham sejumlah entitas anak memiliki investasi di perusahaan terafiliasi dalam bentuk penyertaan modal cukup besar, yang dananya sebagian besar berasal dari modal perseroan.
Sementara pengurangan penyertaan pada anak perusahaan akan menurunkan kinerja keuangan perseroan secara keseluruhan, sehingga untuk dapat mempertahankan investasi perseroan pada pihak terafiliasi, PNIN mengubah kegiatan usaha utamanya.
Adapun alasan melirik sektor pariwisata lantaran industri pariwisata dipandang memiliki prospek baik dan perseroan optimistis bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Perseroan selanjutnya akan mengalihkan kegiatan usaha asuransi dan seluruh aset maupun liabilitas terkait usaha tersebut kepada anak perusahaan, PT Asuransi Umum Panin (AUP). Pengalihan usaha ke anak usaha ini tidak akan mengalami perubahan secara signifikan karena PNIN memiliki 99 persen saham di AUP.
Sementara berdasarkan analisa perseroan dengan perubahan kegiatan usaha utama akan memberikan dampak positif kepada perseroan maupun pemegang saham, diantaranya laba per saham diproyeksikan naik dari Rp195,5 pada tahun 2012 menjadi Rp227,3 di tahun ini dan Rp626 per saham pada 2017.
Sedangkan nilai buku ekuitas per saham diproyeksikan bertambah dari Rp1.355,1 pada 2012 menjadi Rp1.573,7 pada tahun ini dan pada 2017 menjadi Rp3.382,9 per saham.
Sementara tanpa perubahan kegiatan usaha utama, laba per saham pada tahun ini menurun 15,7 persen menjadi Rp187,8 dan pada 2017 sekitar Rp624,2 per saham. Sedangkan nilai buku ekuitas per saham pada tahun ini juga diproyeksi turun 44,5 persen menjadi Rp346,7 per saham dan pada empat tahun mendatang diproyeksikan Rp3.368,2.
Perseroan optimistis tambahan kegiatan usaha baru akan meningkatkan laba perseroan ke depan. Adapun, rencana ini akan akan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dana RUPS Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (28/6/2013).
Dalam publikasinya di Jakarta, Rabu (29/5/2013) dijelaskan bahwa alasan perseroan mengubah bisnis intinya tersebut untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Pasalnya, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan terkait Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi, dimana setiap perusahaan asuransi diwajibkan agar jumlah seluruh investasi perusahaan yang ditempatkan pada pihak terafiliasi paling tinggi 10 persen dari jumlah investasi.
Panin Insurance sebagai perusahaan asuransi dan pemegang saham sejumlah entitas anak memiliki investasi di perusahaan terafiliasi dalam bentuk penyertaan modal cukup besar, yang dananya sebagian besar berasal dari modal perseroan.
Sementara pengurangan penyertaan pada anak perusahaan akan menurunkan kinerja keuangan perseroan secara keseluruhan, sehingga untuk dapat mempertahankan investasi perseroan pada pihak terafiliasi, PNIN mengubah kegiatan usaha utamanya.
Adapun alasan melirik sektor pariwisata lantaran industri pariwisata dipandang memiliki prospek baik dan perseroan optimistis bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Perseroan selanjutnya akan mengalihkan kegiatan usaha asuransi dan seluruh aset maupun liabilitas terkait usaha tersebut kepada anak perusahaan, PT Asuransi Umum Panin (AUP). Pengalihan usaha ke anak usaha ini tidak akan mengalami perubahan secara signifikan karena PNIN memiliki 99 persen saham di AUP.
Sementara berdasarkan analisa perseroan dengan perubahan kegiatan usaha utama akan memberikan dampak positif kepada perseroan maupun pemegang saham, diantaranya laba per saham diproyeksikan naik dari Rp195,5 pada tahun 2012 menjadi Rp227,3 di tahun ini dan Rp626 per saham pada 2017.
Sedangkan nilai buku ekuitas per saham diproyeksikan bertambah dari Rp1.355,1 pada 2012 menjadi Rp1.573,7 pada tahun ini dan pada 2017 menjadi Rp3.382,9 per saham.
Sementara tanpa perubahan kegiatan usaha utama, laba per saham pada tahun ini menurun 15,7 persen menjadi Rp187,8 dan pada 2017 sekitar Rp624,2 per saham. Sedangkan nilai buku ekuitas per saham pada tahun ini juga diproyeksi turun 44,5 persen menjadi Rp346,7 per saham dan pada empat tahun mendatang diproyeksikan Rp3.368,2.
Perseroan optimistis tambahan kegiatan usaha baru akan meningkatkan laba perseroan ke depan. Adapun, rencana ini akan akan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dana RUPS Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (28/6/2013).
(rna)