KSPI minta upah buruh naik 50% tahun depan
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal meminta agar upah buruh naik 50 persen pada tahun depan.
Dia juga ingin memastikan agar sistem jaminan sosial benar-benar bisa diterapkan tahun depan secara total, tidak bertahap seperti yang diwacanakan pemerintah.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman di negara-negara lain terbukti bahwa negara yang menaikkan upah buruh dan melaksanakan sistem jaminan sosial maka perekonomian negara tersebut akan membaik.
"Seperti Shinzo Abe, ketika pertama kali terpilih sebagai Perdana Menteri di tengah kelesuan ekonomi Jepang, yang pertama kali dia lakukan adalah menaikkan upah buruh. Kebijakan ini berhasil mendorong kenaikan daya beli buruh. Hal ini dikenal dengan Abenomics," ujar Said di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis (30/5/2013).
Said mengatakan, bahwa kemenangan Barack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) hingga dua kali, dikarenakan menaikkan upah buruh.
"Hal serupa juga dilakukan Obama. Waktu kampanye untuk meraih jabatan Presiden pertama, Mc Cain menawarkan upah minimum USD5 per jam, lalu Obama tawarkan USD7 per jam. Pada periode selanjutnya, ketika Mitt Romnye menawarkan upah buruh minimal USD7,5 per jam, Obama tawarkan USD9 per jam. Kampanye Obama itu didanai serikat buruh, setiap buruh bayar USD1, makanya Obama bisa perjuangkan nasib buruh. Itu beda sama kita," terang dia.
Pihaknya mengancam jika tuntutannya tidak ditanggapi serius, maka serikat buruh akan mengadakan mogok kerja. "Kalau ini masih main-main, maka pada 1 Mei tahun depan kita akan adakan pemogokan nasional. Terserah kita dianggap keras," ujar Said.
Menurutnya, Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah kontribusi buruh untuk negara. "Ini (SJSN) adalah sumbangsih buruh terbesar bagi Republik ini. Sebanyak 80 persen isi UU SJSN adalah hasil usulan buruh," kata dia.
Dia juga ingin memastikan agar sistem jaminan sosial benar-benar bisa diterapkan tahun depan secara total, tidak bertahap seperti yang diwacanakan pemerintah.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman di negara-negara lain terbukti bahwa negara yang menaikkan upah buruh dan melaksanakan sistem jaminan sosial maka perekonomian negara tersebut akan membaik.
"Seperti Shinzo Abe, ketika pertama kali terpilih sebagai Perdana Menteri di tengah kelesuan ekonomi Jepang, yang pertama kali dia lakukan adalah menaikkan upah buruh. Kebijakan ini berhasil mendorong kenaikan daya beli buruh. Hal ini dikenal dengan Abenomics," ujar Said di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis (30/5/2013).
Said mengatakan, bahwa kemenangan Barack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) hingga dua kali, dikarenakan menaikkan upah buruh.
"Hal serupa juga dilakukan Obama. Waktu kampanye untuk meraih jabatan Presiden pertama, Mc Cain menawarkan upah minimum USD5 per jam, lalu Obama tawarkan USD7 per jam. Pada periode selanjutnya, ketika Mitt Romnye menawarkan upah buruh minimal USD7,5 per jam, Obama tawarkan USD9 per jam. Kampanye Obama itu didanai serikat buruh, setiap buruh bayar USD1, makanya Obama bisa perjuangkan nasib buruh. Itu beda sama kita," terang dia.
Pihaknya mengancam jika tuntutannya tidak ditanggapi serius, maka serikat buruh akan mengadakan mogok kerja. "Kalau ini masih main-main, maka pada 1 Mei tahun depan kita akan adakan pemogokan nasional. Terserah kita dianggap keras," ujar Said.
Menurutnya, Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah kontribusi buruh untuk negara. "Ini (SJSN) adalah sumbangsih buruh terbesar bagi Republik ini. Sebanyak 80 persen isi UU SJSN adalah hasil usulan buruh," kata dia.
(izz)